Jumat, 17 Desember 2010

PRASANGKA BURUK

Ketika Pendeta Clark akan memasuki ruang kebaktian, seorang
pengurus gereja melapor: "Pak, ada seorang pria aneh duduk di bangku
tengah. Kostumnya mirip penyihir. Ia memakai anting-anting besar.
Berwajah seram. Bagaimana jika ia mengacau ibadah? Apa yang harus
kita lakukan?" Sang Pendeta berkata: "Sambutlah dia. Tunjukkan bahwa
kita mengasihinya. Jangan berprasangka buruk. Belum tentu ia ingin
mengacau." Pagi itu Clark mengajak jemaat bersalaman dengannya.
Bahkan seusai ibadah, ia mengajak si pria aneh minum kopi bersama.
Ternyata ia banyak bertanya tentang Injil. Merasa diterima, ia terus
datang lagi, sampai akhirnya dibaptiskan!

Kristus meminta kita menjadi orang yang membawa pengaruh dalam hidup
sesama. Bagai garam yang memberi rasa. Bagai terang yang membuat
orang bisa melihat seperti apa Yesus itu. Namun, terang dalam diri
kita bisa pudar jika hati kita dipenuhi prasangka buruk. Prasangka
menciptakan keta-kutan. Rasa takut membuat kita menutup diri.
Membangun tembok. Itulah yang membuat terang kita tak dapat
bercahaya di depan orang. Akibatnya, mereka tak bisa melihat
perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa di surga.

Apakah Anda sering berprasangka buruk terhadap orang lain? Di
sekitar kita banyak "orang aneh": yakni mereka yang berbeda dengan
kita. Belum tentu mereka seburuk yang Anda bayangkan. Justru
sebenarnya banyak dari mereka membutuhkan sentuhan kasih dari kita.
Jadi, belajarlah berpra-sangka baik! Bangunlah jembatan, bukan
tembok. Anda akan mampu menjadi garam dan terang --JTI

PRASANGKA BAIK MEMAMPUKAN ANDA MENJANGKAU SESAMA
PRASANGKA BURUK MEMENJARAKAN ANDA DARI MEREKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar