Senin, 14 Maret 2011

Jangan hanya meminta

Jika kita mengalami masalah dan penderitaan, seberapa sering kita
mencari dan berteriak pada Tuhan? Pasti tidak terkira. Tetapi jika
kita mengalami kesembuhan dan sukacita, apalagi yang menurut kita
tidak seberapa, apakah kita masih bersyukur pada Tuhan?
Kemungkinan besar, banyak orang akan lupa untuk mengucap syukur.

Bacaan ini menceritakan sebuah kontras. Dari sepuluh orang yang
berteriak agar Tuhan Yesus mengasihani mereka (13), hanya ada satu
yang kemudian kembali untuk bersyukur kepada Tuhan (16). Dan
"kebetulan", yang kembali itu adalah orang Samaria, sosok yang di
zaman Tuhan dianggap asing dan tidak disukai oleh orang Yahudi.
Nyatanya, orang Samaria itu mempertontonkan perilaku hidup penuh
bersyukur: ia merebahkan dirinya di depan kaki Yesus.

Bersyukur pada Tuhan banyak diabaikan oleh kita yang mungkin merasa
bahwa semua kejadian dalam hidup kita adalah hal biasa. Namun
orang Samaria itu memberikan pelajaran bahwa bersyukur adalah
respons yang sepatutnya ada ketika melihat tangan Tuhan bekerja
memulihkan, menyelesaikan, mendamaikan, membawa jalan keluar, dan
juga menyembuhkan. Kadang tangan Tuhan itu tidak terlihat. Ia bisa
bekerja melalui situasi tertentu, bahkan orang lain. Ia juga bisa
bekerja menggunakan kejadian tak terencana, bahkan sesuatu yang
mungkin di luar akal kita. Semua kejadian dari Tuhan itu, baik
dalam keluarga, karier, dan pergumulan pribadi, adalah anugerah
yang berasal dari kerelaan hati-Nya. Semua itu hanya dapat dilihat
dengan jelas bila menggunakan mata rohani sebagaimana yang
dilakukan oleh orang Samaria itu. Itu sebabnya Tuhan memuji si
orang Samaria dengan menyatakan bahwa imannya telah menyelamatkan
dia. Orang Samaria tersebut benar-benar menyadari bahwa hanya
karena anugerah dan belas kasihan Tuhanlah, hidupnya berubah.

Dalam setiap pergumulan, tangan Tuhan yang baik itu bekerja dengan
sempurna. Maka arahkanlah hati kita untuk melihat hal tersebut.
Jika ada seribu teriakan tertuju meminta Tuhan bekerja, seharusnya
seribu ucapan syukur pula terlontar dari lubuk hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar