Kamis, 24 Maret 2011

Merespons anugerah

Dua orang tuna wisma di sebuah kota di negara Jerman begitu
terperanjat ketika seorang petugas pengadilan mencari keduanya
untuk memberitahukan bahwa mereka berhak atas sejumlah besar harta
kekayaan. Rupa-rupanya ada yang telah mewariskan harta kekayaannya
kepada mereka. Setelah ditelusuri orang itu ternyata adalah nenek
mereka sendiri. Sungguh sebuah keberuntungan yang tidak terduga
bagi keduanya.

Zakheus, pada bacaan kita hari ini mengalami hal yang sama, bahkan
mungkin lebih dari apa yang dialami oleh kedua tunawisma di atas.
Pada hari di mana Yesus datang dan hendak melewati kota tempat
tinggalnya, Zakheus mendapatkan anugerah yang tidak pernah
terbayangkan olehnya sebelumnya. Betapa tidak. Ia adalah seorang
yang dianggap berdosa oleh masyarakat yang ada pada saat itu (7).
Tadinya ia sekadar ingin melihat Yesus. Namun yang terjadi justru
di luar perkiraannya semula, Yesus ingin bertemu dengan dia!
Bahkan lebih dari itu, Yesus juga ingin bertamu ke rumahnya, dan
menginap di sana (5)! Betapa bersukacita Zakheus pada saat itu.
Yesus datang bukan saja sebagai tamu, tetapi sebagai Juruselamat
yang memberikan keselamatan baginya dan seisi rumahnya (9).

Ketika kita mendapatkan hadiah yang besar, pastilah kita sangat senang
dan bahagia. Tidak ada orang yang menerima hadiah akan merespons
dengan wajah sedih. Namun ada anugerah yang jauh lebih besar lagi,
yang telah diberikan kepada kita. Itulah anugerah keselamatan yang
telah diberikan Allah kepada kita. Pertanyaannya sekarang adalah
bagaimana respons kita selama ini terhadap anugerah tersebut?
Sudahkah kita seperti Zakheus, yang merespons anugerah yang
diterimanya dengan penuh sukacita dan pertobatan hidup yang nyata
(8)? Sudahkah kita mewujudkan rasa sukacita kita dalam sebuah
tindakan nyata yang konkret? Apakah kita telah mengalami perubahan
hidup yang nyata dan merubah sikap kita terhadap orang-orang yang
pernah kita perlakukan dengan tidak baik? Jika belum, tidak ada
kata terlambat untuk melakukannya. Tuhan akan menolong kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar