Kamis, 31 Maret 2011

Milik Allah atau milik Kaisar?

Bangsa Yahudi kala itu sedang berada dalam penjajahan Romawi. Namun
bangsa ini tidak pernah tunduk atau mengakui pemerintahan Romawi
atas mereka. Satu-satunya pemerintahan yang mereka akui adalah
Teokrasi, yaitu Allah Yahweh yang berdaulat penuh atas kehidupan
mereka. Hanya kepada-Nyalah sembah dan ibadah mereka ditujukan.

Akan tetapi Romawi memiliki kewenangan khusus atas bangsa ini dengan
adanya wali negeri, yaitu Pontius Pilatus. Situasi sulit ini
dimanfaatkan dengan baik oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat dengan mengajukan pertanyaan jebakan kepada Yesus. Jika
Yesus menjawab "ya", maka Yesus akan dianggap berpihak kepada
pemerintahan Romawi. Itu berarti Ia berkhianat terhadap bangsanya
sendiri. Jika Yesus menjawab "tidak", maka Yesus akan dianggap
sebagai pemberontak oleh pemerintahan Romawi karena menolak
membayar pajak negara. Pilihan yang sulit, bukan?

Namun Yesus tahu kelicikan hati mereka. Ia menjawab dengan mengambil
suatu koin yang memiliki gambar dan tulisan Kaisar. Lalu Yesus
berkata, "Berilah apa yang wajib diberikan kepada Kaisar dan
berikanlah apa yang wajib diberikan kepada Allah." Yesus jelas
membedakan apa yang menjadi milik Allah dan apa yang menjadi milik
Kaisar. Koin yang memiliki gambar dan tulisan Kaisar harus
dikembalikan kepada Kaisar sebagai pajak. Yesus tidak terjebak
dengan pertanyaan yang diajukan. Sekali lagi ahli-ahli Taurat dan
imam-imam kepala dibuat heran atas jawaban Yesus. Maka mereka pun
terdiam.

Sepantasnyalah kita mengetahui dengan benar apa yang menjadi milik
Allah yang harus dikembalikan kepada Allah, dan apa yang merupakan
milik pemerintah (Kaisar), yang wajib dikembalikan kepada
pemerintah. Itulah tanggung jawab kita sebagai warga negara surga
dan warga negara dunia. Tuhan Yesus tidak memberikan penekanan
yang berbeda atas kedua hal ini. Oleh sebab itu keduanya wajib
kita lakukan sebagai warga negara dunia dan warga negara surgawi
yang masih hidup di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar