Senin, 04 April 2011

Bukan karena jumlah

Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap
sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu
peristiwa yang terjadi di Bait Allah.

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan
memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati
orang-orang yang memasukkan persembahan di peti persembahan (1).
Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang
janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah
dua peser. Jumlah yang sangat minim bila dibandingkan dengan
persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari
oleh Yesus. Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya,
dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya
mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi
janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa
yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4). Ia
memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai
hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda
miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari
kelebihannya. Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya
berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian
kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah
persembahan si janda.

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan
persembahan kepada Tuhan. Bagi orang yang berkelimpahan, tentu
tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian
kecil dari milik mereka. Persoalan akan jadi berbeda, ketika orang
hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam
jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang
kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong
persembahan tersebut. Mari kita belajar untuk memberi persembahan
tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur
atas berkat dan pemeliharaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar