Senin, 04 April 2011

PENDIDIK DAN PEMBIDIK

Dulu, sekolah kami mempunyai regu bola voli yang cukup tangguh.
Salah seorang pemain berpostur tinggi dan memiliki pukulan smash
yang tajam dan keras. Melalui tembakan smashnya, tim mengumpulkan
sebagian besar nilai. Dengan cerdik dan kompak, rekan-rekannya
selalu berupaya mengolah bola untuk melempar umpan kepadanya.
Melalui kerja sama seperti itu, angka demi angka diraih.

Injil Lukas ditulis oleh tabib Lukas. Lewat karyanya, ia
menyampaikan pengajaran kepada umat kristiani sezaman. Ia mendidik
umat. Targetnya: orang-orang kaya dan terhormat di kalangan orang
kristiani Yunani. Tak heran, di situ bertaburan cerita, nasihat, dan
contoh tentang bagaimana pengikut Yesus memakai kekayaannya. Namun
agar pesan ini tersampaikan, Lukas "melempar umpan" kepada petinggi
kristiani yang bisa diandalkan untuk "membidik tepat ke sasaran".
Yang berpotensi memperbanyak naskah Injil itu, sekaligus
menyebarkannya kepada teman-temannya. Yakni Teofilus, pejabat yang
punya kedudukan dan kemampuan untuk memainkan peran tersebut. Lukas
menjadi pendidik, Teofilus menjadi pembidik. Dengan kerja sama
mereka, Injil diwartakan sampai ke tujuan.

Dalam pewartaan Injil, kerja sama selalu diperlukan. Salah satunya
pembagian peran yang sesuai, agar hasilnya lebih efektif. Ada yang
mendidik dan mempersiapkan tenaga. Ada yang terjun sebagai pembidik
di lapangan. Ada pengajar, ada penyebar. Ada edukator, ada
komunikator. Ada pencetus gagasan, ada penerus gagasan. Ada pemberi
materi ajaran, ada pemberi fasilitas pengajaran. Keduanya tak boleh
saling meremehkan, justru harus saling menghargai dan melengkapi
untuk memuliakan Tuhan --PAD

DI DALAM PEWARTAAN INJIL
ADA HARMONI ANTARA FUNGSI MENDIDIK DAN MEMBIDIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar