Jumat, 01 April 2011

Kekekalan

Banyak pertanyaan-pertanyaan sulit yang kita jumpai dalam kehidupan
ini. Terutama pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan dunia
yang akan datang, yaitu dunia setelah kematian manusia. Suatu
misteri yang sulit diungkap, tetapi pemikiran tentang dunia itu
ada dalam tiap agama di dunia ini.

Dalam rangkaian pelayanan yang hendak diselesaikan Yesus, segolongan
orang Saduki mendatangi Dia dan melontarkan suatu pertanyaan.
Golongan Saduki adalah golongan dari bangsa Yahudi yang tidak
memercayai adanya kebangkitan.

Yesus menjawab mereka dengan memaparkan bahwa kehidupan dunia sekarang
ini berbeda dengan kehidupan dunia yang akan datang, yaitu dunia
setelah kebangkitan. Jika di dunia, anak manusia kawin dan
dikawinkan, tidak demikian dengan dunia kekal. Sebagaimana
pemikiran manusia dalam kehidupan dunia ini tidak boleh disamakan
dengan pemikiran pada dunia setelah kebangkitan. Pemikiran manusia
yang sudah jatuh dalam dosa sangat terbatas dalam dunia sekarang
ini. Jadi bagaimana mungkin dunia yang terbatas memahami
keberadaan dunia kekal? Maka perlu percaya dahulu akan adanya
kebangkitan, baru dapat memikirkannya. Lalu Yesus melanjutkan
bahwa Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.
Meskipun mereka sudah mati secara fisik, tetapi mereka tetap hidup
di hadapan Allah. Maka sebutan itu tetap ada pada Allah. Mengacu
pada kutipan Musa (Kel. 3), itulah Allah yang sama, yang menjumpai
Musa waktu dipanggil.

Allah yang sama adalah Allah yang disembah oleh kita, orang percaya
yang hidup dizaman ini. Memercayai Allah membuat kita tahu bahwa
ada kehidupan kekal setelah kematian. Kehidupan kekal itu sama
sekali berbeda dengan kehidupan duniawi yang kita hidupi sekarang
ini. Maka jangan terjebak pada filosofi dunia tentang dunia kekal.
Lebih baik percaya terlebih dahulu kepada Kristus yang kekal, maka
kita akan memahami kekekalan dalam pengertian yang benar, karena
Dialah Kekekalan itu sendiri dan dari Dialah kekekalan kita
berasal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar