Minggu, 15 Mei 2011

Allah Penyelamatku

Saat kehidupan mencapai puncak kejayaan, siapakah yang menjadi
   kebanggaannya? Diri sendiri atau Tuhan? Mazmur 18 hampir
   sepenuhnya sejajar dengan 2 Samuel 22. Dalam konteks 2 Samuel,
   mazmur ini dimengerti sebagai perayaan puncak keberhasilan Daud
   sebagai raja karena penyertaan Tuhan. Namun konteks Mazmur 18
   lebih spesifik, luputnya Daud dari musuhnya (1) karena pertolongan
   Tuhan.

Mazmur 18 adalah mazmur syukur atas pertolongan Tuhan. Daud mengalami
   Tuhan sebagai sandaran yang benar-benar dapat diandalkan.
   Serangkaian sinonim, seperti gunung batu, kota benteng, kubu
   pertahanan, dst. yang menggambarkan keandalan Tuhan itu diungkap
   di ayat 2-3. Namun, Tuhan lebih dari gambaran pasif sesuatu yang
   besar, kuat, kokoh, dan tak tergoyahkan. Dalam ayat 8-20 Tuhan
   digambarkan sebagai aktif dalam kemahakuasaan-Nya menyelamatkan
   Daud. Sejarah Israel menyaksikan Allah hadir dalam bentuk gejala
   alam yang dahsyat (lihat Kel. 19) bahkan mengendalikan alam untuk
   sebagai sarana penyelamatan umat-Nya (lihat Kel. 15). Allah bukan
   hanya mengendalikan alam, tetapi juga menunggangi makhluk surgawi
   untuk menyatakan kekuasaan-Nya yang tak terbatas (11). Kerub
   adalah malaikat yang dipahatkan pada tutup pendamaian di tabut
   perjanjian (Kel. 25:17-22).

Bagi Daud dikejar-kejar hendak dibunuh Saul yang pada waktu itu adalah
   raja Israel, ataupun di kemudian hari dikudeta dan hendak dibunuh
   juga oleh putranya sendiri, Absalom, adalah pengalaman nyata yang
   menakutkan. Pengalaman tersebut memperlihatkan kedahsyatan Tuhan
   yang telah meluputkan dirinya dari tangan para musuh. Malah Tuhan
   menjanjikan Daud dan keturunannya kelak akan ada terus menerus di
   takhta kerajaan Israel. Kita sebagai anak-anak Tuhan pun bisa
   mengalami hal-hal yang menunjukkan bahwa Tuhan kita bisa
   diandalkan karena hanya Dialah penyelamat kita.

   Mazmur 18:1-20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar