Kamis, 12 Mei 2011

Andalkan Tuhan

Pernahkah Anda diperhadapkan pada sebuah pengambilan keputusan yang
sangat sulit? Apa yang Anda lakukan dalam situasi itu? Pernahkah
Anda melarikan diri dari situasi itu? Seorang tokoh Alkitab, yaitu
Abram, juga pernah mengalami hal yang sama.

Rencana Abram untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan terhindar
dari kelaparan yang terjadi di Tanah Negeb, ternyata membawa dia
kepada pengambilan keputusan yang sulit (10). Tentu tidak mudah
bagi Abram, untuk memutuskan agar istrinya berpura-pura menjadi
adiknya. Tujuannya supaya Abram dan Sarai bersama dengan seluruh
anggota keluarganya dapat tinggal dengan aman di Mesir (11-13).
Namun yang terjadi selanjutnya adalah Firaun justru mengambil
Sarai sebagai istrinya. Mungkin saja Abram tidak memikirkan
kemungkinan yang terburuk seperti ini.

Dalam keadaan genting itu, Tuhan turun tangan dan menimpakan tulah
yang hebat kepada Firaun dan seisi istananya (14-17). Menyadari
kesalahannya, Firaun akhirnya mengembalikan Sarai kepada Abram dan
membiarkan Abram pergi bersama kepunyaannya (18-20).

Tindakan Abram yang didasarkan pada rencana untuk menyelamatkan
keluarganya dari bencana kelaparan, ternyata bukan tindakan yang
tepat. Seharusnya Abram berkonsultasi terlebih dahulu kepada Tuhan
mengenai tindakan yang harus dia ambil untuk menghadapi situasi
genting itu. Skenario yang dirancang Abram berdasarkan
kekhawatiran malah menyebabkan orang lain mengalami hukuman Tuhan.
Seharusnyalah Abram melibatkan dan mengandalkan Tuhan dalam
permasalahan hidup yang dia alami.

Kekhawatiran memang bagaikan kursi goyang yang membuat kita bergerak,
tetapi tidak membuat kita sampai ke suatu tempat. Menyadari hal
ini kiranya kita belajar untuk tidak membiarkan kekhawatiran
menguasai diri kita sehingga lupa mengandalkan Allah dengan
melibatkan dia dalam pemikiran dan keputusan yang kita akan ambil
sebagai solusi untuk mengatasi kekhawatiran yang dapat menguasai
kita.


Kejadian 12:10-20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar