Kebaikan dan kasih Allah sering tidak dapat kita selami karena
keterbatasan pengenalan kita akan Allah dan kemampuan kita dalam
mengasihi. Nas hari ini menunjukkan kepada kita aspek lain yang
indah dari Allah kita.
Kejadian 15 terbagi menjadi dua, berkaitan aspek yang sangat penting
dalam perjanjian Allah dengan Abram: janji tentang keturunan (1-6)
dan janji tentang tanah (7-21). Abram yang belum juga mendapatkan
keturunan memikirkan bahwa Eliezer, budaknyalah yang akan menjadi
pewarisnya. Namun Tuhan menyatakan bahwa anak kandungnyalah yang
akan menghasilkan keturunan bagi dia sebanyak bintang di langit
(4-5). Abram percaya dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai
kebenaran (6).
Walaupun Abram sudah percaya mengenai keturunan, ia belum pasti
tentang janji mengenai tanah. Maka ketika Tuhan menyatakan akan
memberikan Kanaan kepadanya, ia bertanya apa tandanya (8). Tuhan
menyuruh Abram memotong binatang-binatang menjadi dua (9-10). Lalu
Tuhan berjalan di antara potongan binatang tersebut sebagai
perapian yang berasap dan suluh yang berapi (17).
Dalam dunia kuno, ketika orang mengadakan perjanjian, mereka akan
berjalan di antara potongan binatang. Ini berarti mereka bersumpah
jika mereka tidak taat kepada syarat perjanjian tersebut, mereka
bersedia mati seperti binatang yang dipotong dua itu. Dalam
perjanjian yang sejajar, kedua pihak akan berjalan melalui
potongan daging tersebut; dalam perjanjian antara tuan dan hamba,
hanya sang hamba yang berjalan. Namun anehnya di sini kita lihat
bahwa Tuhanlah yang berjalan di antara potongan daging tersebut.
Tuhan merelakan diri-Nya diikat sumpah demi meyakinkan Abram bahwa
Ia pasti akan menggenapi janji-Nya.
Allah sungguh mengasihi Abram sehingga Dia rela bersumpah. Percayakah
Anda bahwa Allah yang sama juga mengasihi kita? Dia telah mengutus
Putra-Nya yang tunggal mati untuk menebus dosa kita. Kasih-Nya
tidak perlu kita ragukan lagi. Pertanyaannya, bagaimana kita
merespons kasih sebesar itu?
Kejadian 15:1-21
keterbatasan pengenalan kita akan Allah dan kemampuan kita dalam
mengasihi. Nas hari ini menunjukkan kepada kita aspek lain yang
indah dari Allah kita.
Kejadian 15 terbagi menjadi dua, berkaitan aspek yang sangat penting
dalam perjanjian Allah dengan Abram: janji tentang keturunan (1-6)
dan janji tentang tanah (7-21). Abram yang belum juga mendapatkan
keturunan memikirkan bahwa Eliezer, budaknyalah yang akan menjadi
pewarisnya. Namun Tuhan menyatakan bahwa anak kandungnyalah yang
akan menghasilkan keturunan bagi dia sebanyak bintang di langit
(4-5). Abram percaya dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai
kebenaran (6).
Walaupun Abram sudah percaya mengenai keturunan, ia belum pasti
tentang janji mengenai tanah. Maka ketika Tuhan menyatakan akan
memberikan Kanaan kepadanya, ia bertanya apa tandanya (8). Tuhan
menyuruh Abram memotong binatang-binatang menjadi dua (9-10). Lalu
Tuhan berjalan di antara potongan binatang tersebut sebagai
perapian yang berasap dan suluh yang berapi (17).
Dalam dunia kuno, ketika orang mengadakan perjanjian, mereka akan
berjalan di antara potongan binatang. Ini berarti mereka bersumpah
jika mereka tidak taat kepada syarat perjanjian tersebut, mereka
bersedia mati seperti binatang yang dipotong dua itu. Dalam
perjanjian yang sejajar, kedua pihak akan berjalan melalui
potongan daging tersebut; dalam perjanjian antara tuan dan hamba,
hanya sang hamba yang berjalan. Namun anehnya di sini kita lihat
bahwa Tuhanlah yang berjalan di antara potongan daging tersebut.
Tuhan merelakan diri-Nya diikat sumpah demi meyakinkan Abram bahwa
Ia pasti akan menggenapi janji-Nya.
Allah sungguh mengasihi Abram sehingga Dia rela bersumpah. Percayakah
Anda bahwa Allah yang sama juga mengasihi kita? Dia telah mengutus
Putra-Nya yang tunggal mati untuk menebus dosa kita. Kasih-Nya
tidak perlu kita ragukan lagi. Pertanyaannya, bagaimana kita
merespons kasih sebesar itu?
Kejadian 15:1-21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar