Tujuh puluh tahun setelah rombongan pertama bangsa Israel kembali
dari pembuangan Babel ke Yerusalem, Ezra turut kembali dari
pembuangan. Ezra adalah seorang dari garis keturunan Harun, yang
telah dididik untuk menjadi imam. Ia adalah seorang yang banyak
belajar dari tulisan-tulisan orang bijak Media Persia,
tulisan-tulisan para nabi dan raja, dan teristimewa dari Taurat
Tuhan yang diberikan melalui Musa. Dari semua itu, ia berusaha
memahami, mengapa Tuhan sampai menghukum bangsanya dengan
pembuangan. Dan, ketika ia sudah mengetahui kehendak Tuhan, serta
apa yang berkenan kepada-Nya, ia bertekad mengajarkannya kepada kaum
sebangsanya, agar mereka bertobat (ayat 10).
Tuhan pun membukakan jalannya untuk kembali, yakni melalui perkenan
raja Artahsasta (ayat 6). Tuhan melindunginya dalam perjalanan
berbulan-bulan yang harus ia tempuh (ayat 9). Dan, sesampai di
Yerusalem, Ezra sungguh memberi dirinya untuk menyampaikan
kebenaran; ia berdoa memohonkan ampun atas dosa-dosa umat (Ezra 9).
Ia juga menegur umat dan meminta mereka kembali pada jalan Tuhan
khususnya dalam hal perkawinan campuran yang mereka lakukan dengan
wanita-wanita dari bangsa asing (Ezra 10).
Mempelajari dan memahami firman Tuhan, itu satu hal. Namun,
membagikannya agar orang lain juga mengerti dan turut melakukan
firman Tuhan, adalah hal lain. Ezra tak hanya ingin menjadi ahli
Taurat. Ia tak menyimpan pengetahuannya untuk kepentingan sendiri.
Ia membagikan pengertian yang ia peroleh kepada umat Tuhan, karena
ia rindu mereka kembali hidup dalam rancangan Tuhan. Maukah kita
mengikuti jejaknya? --AW
PELAJARI FIRMAN TUHAN AGAR HIDUP KITA BERTUMBUH
TERUSKAN KEPADA SESAMA AGAR MEREKA TURUT BERTUMBUH
Ezra 7:1-10
dari pembuangan Babel ke Yerusalem, Ezra turut kembali dari
pembuangan. Ezra adalah seorang dari garis keturunan Harun, yang
telah dididik untuk menjadi imam. Ia adalah seorang yang banyak
belajar dari tulisan-tulisan orang bijak Media Persia,
tulisan-tulisan para nabi dan raja, dan teristimewa dari Taurat
Tuhan yang diberikan melalui Musa. Dari semua itu, ia berusaha
memahami, mengapa Tuhan sampai menghukum bangsanya dengan
pembuangan. Dan, ketika ia sudah mengetahui kehendak Tuhan, serta
apa yang berkenan kepada-Nya, ia bertekad mengajarkannya kepada kaum
sebangsanya, agar mereka bertobat (ayat 10).
Tuhan pun membukakan jalannya untuk kembali, yakni melalui perkenan
raja Artahsasta (ayat 6). Tuhan melindunginya dalam perjalanan
berbulan-bulan yang harus ia tempuh (ayat 9). Dan, sesampai di
Yerusalem, Ezra sungguh memberi dirinya untuk menyampaikan
kebenaran; ia berdoa memohonkan ampun atas dosa-dosa umat (Ezra 9).
Ia juga menegur umat dan meminta mereka kembali pada jalan Tuhan
khususnya dalam hal perkawinan campuran yang mereka lakukan dengan
wanita-wanita dari bangsa asing (Ezra 10).
Mempelajari dan memahami firman Tuhan, itu satu hal. Namun,
membagikannya agar orang lain juga mengerti dan turut melakukan
firman Tuhan, adalah hal lain. Ezra tak hanya ingin menjadi ahli
Taurat. Ia tak menyimpan pengetahuannya untuk kepentingan sendiri.
Ia membagikan pengertian yang ia peroleh kepada umat Tuhan, karena
ia rindu mereka kembali hidup dalam rancangan Tuhan. Maukah kita
mengikuti jejaknya? --AW
PELAJARI FIRMAN TUHAN AGAR HIDUP KITA BERTUMBUH
TERUSKAN KEPADA SESAMA AGAR MEREKA TURUT BERTUMBUH
Ezra 7:1-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar