Perikop yang kita baca ini menyodorkan dua tokoh yang memainkan
peranan yang tak terduga. Abraham yang disebut "seorang nabi"
ternyata berbohong, melacurkan istrinya (2), dan berupaya
merasionalisasi kebohongannya (11-13). Sementara Abimelekh
dikatakan telah bertindak "dengan hati yang tulus dan dengan
tangan yang suci." Setelah 25 tahun, rupanya Abraham tetap belum
belajar dari kesalahannya yang lalu (bdk. Kej. 12:10-20). Ia
mengulangi kesalahan yang sama. Karena kekhawatiran akan nyawanya
sendiri (11), ia tega berbohong dan hampir melacurkan istri yang
telah puluhan tahun dia nikahi. Kesalahan Abraham ini kemudian
menjadi jerat bagi Abimelekh dan bangsanya sehingga tanpa sengaja
mereka berbuat salah.
Bagaimana respons Tuhan? Tuhan mencegah Abimelekh "berbuat dosa" (6).
Ia tidak membiarkan Abimelekh mendekati Sara. Namun karena
Abimelekh telah melakukan sebuah tindakan ofensif terhadap Tuhan
maka ia perlu minta pengampunan dari Tuhan.
Menarik bahwa Tuhan menyuruh Abimelekh mengembalikan Sara kepada
Abraham dan meminta Abraham berdoa bagi dia. Pada masa itu
dibutuhkan perantaraan nabi (artinya: "juru bicara") untuk berdoa
kepada Tuhan. Abraham adalah seorang nabi. Kendati dia berdosa,
dosanya tidak lantas meniadakan peran kenabiannya. Bahkan
Abimelekh yang terjerat dosa perlu meminta Abraham berdoa untuk
keselamatan diri dan bangsanya.
Hubungan Abraham dengan Tuhan adalah hubungan yang permanen, melampaui
keberdosaan Abraham. Bila kita terjatuh ke dalam dosa walau sudah
punya hubungan pribadi dengan Tuhan, jangan ragu untuk kembali
kepada Tuhan. Dia tidak membuang kita. Sebaliknya, kalau seperti
Abimelekh yang belum memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,
ingatlah bahwa ketidakberdosaan Anda tidaklah cukup untuk
menghampiri Tuhan. Tidak ada orang yang memiliki "tangan yang
suci" (5-6). Standar kita bukanlah standar Tuhan. Maka izinkan
Tuhan menjamah hidup Anda.
Kejadian 20:1-18
peranan yang tak terduga. Abraham yang disebut "seorang nabi"
ternyata berbohong, melacurkan istrinya (2), dan berupaya
merasionalisasi kebohongannya (11-13). Sementara Abimelekh
dikatakan telah bertindak "dengan hati yang tulus dan dengan
tangan yang suci." Setelah 25 tahun, rupanya Abraham tetap belum
belajar dari kesalahannya yang lalu (bdk. Kej. 12:10-20). Ia
mengulangi kesalahan yang sama. Karena kekhawatiran akan nyawanya
sendiri (11), ia tega berbohong dan hampir melacurkan istri yang
telah puluhan tahun dia nikahi. Kesalahan Abraham ini kemudian
menjadi jerat bagi Abimelekh dan bangsanya sehingga tanpa sengaja
mereka berbuat salah.
Bagaimana respons Tuhan? Tuhan mencegah Abimelekh "berbuat dosa" (6).
Ia tidak membiarkan Abimelekh mendekati Sara. Namun karena
Abimelekh telah melakukan sebuah tindakan ofensif terhadap Tuhan
maka ia perlu minta pengampunan dari Tuhan.
Menarik bahwa Tuhan menyuruh Abimelekh mengembalikan Sara kepada
Abraham dan meminta Abraham berdoa bagi dia. Pada masa itu
dibutuhkan perantaraan nabi (artinya: "juru bicara") untuk berdoa
kepada Tuhan. Abraham adalah seorang nabi. Kendati dia berdosa,
dosanya tidak lantas meniadakan peran kenabiannya. Bahkan
Abimelekh yang terjerat dosa perlu meminta Abraham berdoa untuk
keselamatan diri dan bangsanya.
Hubungan Abraham dengan Tuhan adalah hubungan yang permanen, melampaui
keberdosaan Abraham. Bila kita terjatuh ke dalam dosa walau sudah
punya hubungan pribadi dengan Tuhan, jangan ragu untuk kembali
kepada Tuhan. Dia tidak membuang kita. Sebaliknya, kalau seperti
Abimelekh yang belum memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,
ingatlah bahwa ketidakberdosaan Anda tidaklah cukup untuk
menghampiri Tuhan. Tidak ada orang yang memiliki "tangan yang
suci" (5-6). Standar kita bukanlah standar Tuhan. Maka izinkan
Tuhan menjamah hidup Anda.
Kejadian 20:1-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar