Minggu, 01 Mei 2011

Kasih karunia

Manusia adalah puncak karya penciptaan Allah. Allah menciptakan
manusia dengan tangan-Nya dan menghembuskan nafas-Nya sendiri ke
dalam mulutnya. Allah menciptakan manusia segambar dengan Dia.

Akan tetapi, manusia tidak hidup sesuai dengan rancangan Allah
tersebut. Manusia memberontak terhadap Allah. Akibatnya Allah
murka dan memutuskan untuk memusnahkan segala yang ada di muka
bumi (4). Apa yang Allah lakukan? Ia menurunkan hujan empat puluh
hari empat puluh malam. Bayangkan! Hujan selama itu tentu saja
akan membuat air meluap dan menghadirkan bencana air bah. Bisa
dibayangkan betapa mengerikan keadaan bumi seusai penghukuman itu.
Tidak akan ada lagi kehidupan di dunia ini. Alam semesta akan
berakhir sia-sia dan sejarah manusia akan selesai begitu saja.
Namun bukan demikian rancangan Allah. Ia tidak ingin membatalkan
karya yang telah Dia mulai begitu saja. Karena itu Allah memilih
seseorang untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini. Dialah Nuh.

Allah memilih Nuh karena dialah pribadi yang tepat untuk memberikan
gambaran mengenai umat yang hidup sesuai rancangan Allah (1).
Ketaatannya melakukan perintah Allah untuk membuat bahtera (Kej.
6:22), kepatuhannya memasukkan hewan-hewan ke dalam bahtera sesuai
firman Allah (5, 8-9), serta kesediaannya menuruti perintah Allah
untuk masuk ke dalam bahtera bersama keluarganya (1, 7)
memperlihatkan imannya kepada Allah.

Ini merupakan pelajaran penting bagi kita. Ketaatan atau perbuatan
baik manusia bukanlah alasan bagi Allah untuk menyelamatkan
manusia, karena kesalehan manusia bagaikan kain kotor di hadapan
Allah (bdk. Yes. 64:6). Manusia hanya dapat diselamatkan oleh
kasih karunia Allah melalui iman. Maka ketaatan atau perbuatan
baik seharusnyalah lahir sebagai respons dan ucapan syukur atas
kasih karunia Allah yang begitu besar itu. Jadi jangan pernah
melakukan tindakan ketaatan atau perbuatan baik dengan maksud
beroleh kasih karunia Allah dalam keselamatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar