Minggu, 01 Mei 2011

Krisis multi dimensional

Krisis multi dimensi adalah suatu keadaan di mana bangsa dan negara
dilanda oleh beraneka ragam pertentangan besar maupun kecil.
Ditambah lagi dengan berbagai keruwetan di bidang politik,
ekonomi, sosial, dan juga kebobrokan moral. Krisis tersebut sedang
berusaha memorakporandakan dan menghancurkan berbagai sendi
penting kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu hebatnya krisis
tersebut sehingga banyak orang yang khawatir akan terjadinya
disintegrasi bangsa dan negara, atau takut membayangkan apa yang
akan terjadi kelak di kemudian hari.

Nas kita hari ini memberi gambaran tentang krisis yang jauh lebih
parah dalam pemandangan Tuhan. Tuhan mendapati bahwa bumi telah
rusak, penuh dengan kekerasan dan semua manusia pun telah rusak.
Padahal pada waktu Allah menciptakan bumi ini, Ia menjadikan
segala sesuatunya sungguh amat baik (Kej. 1:31). Akan tetapi, di
tengah-tengah kebobrokan tersebut Allah masih mendapati Nuh
sebagai pribadi yang saleh dan tidak bercela di hadapan-Nya (9).
Ini sesuatu yang sungguh luar biasa. Meskipun Nuh hidup di tengah
generasi yang penuh kebobrokan dan kejahatan di mata Tuhan, tetapi
Ia masih mendapati Nuh sebagai pribadi yang tidak terkontaminasi
oleh zaman. Ternyata hal ini bisa terjadi karena sepanjang
perjalanan hidupnya, Nuh selalu bergaul dengan Allah. Ia menjalani
hidup dengan selalu bersekutu dengan Tuhan dan menaati firman-Nya.
Sama seperti Henokh, Nuh selalu berjalan dengan Allah di sepanjang
hidupnya (bdk. Kej. 5:22). Namun Henokh diangkat ke surga tanpa
melalui kematian, sedang Nuh tidak! Tuhan berdaulat untuk
memberikan hal yang berbeda kepada dua orang yang melakukan hal
yang sama, yaitu yang melakukan semuanya tepat seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya.

Di tengah krisis multi dimensi yang terjadi dalam bangsa kita, Tuhan
tetap menyatakan firman-Nya kepada kita, umat-Nya, melalui para
hamba-Nya. Maka dengarkan hamba Tuhan yang memberitakan kebenaran
firman Tuhan. Jangan hanya belajar firman, tetapi taati
kehendak-Nya dengan sepenuh hati.

Kejadian 6:9-22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar