Setiap orang adalah pemimpin. Setuju? Paling sedikit, ia adalah
pemimpin bagi dirinya sendiri. Ada orang yang dipercaya memimpin
sebuah perusahaan, lembaga, organisasi, atau bahkan sebuah bangsa.
Daud adalah pemimpin bangsa. Mazmur 18 adalah mazmur syukur karena
Tuhan menyertai (2-20) dan berlaku adil terhadap (21-30) Daud
sebagai pribadi, tetapi juga sebagai pemimpin umat Israel (31-51).
Tuhan mengurapi Daud sebagai raja Israel bahkan takhtanya
dijanjikan langgeng turun temurun (51).
Sebenarnya pengurapan Daud terjadi jauh sebelum ia naik takhta. Ada
proses yang panjang dan penuh pergumulan. Pada zaman Saul menjadi
raja, Daud diurapi. Itulah sebabnya Saul mengejar Daud dan hendak
membunuh dia, karena dianggap mengancam takhtanya. Luput dari Saul
tidak berarti persoalan selesai. Ia sendiri kemudian harus
menghadapi kudeta dari Absalom, putranya sendiri. Maka Daud harus
mengungsi sebelum pemberontakan Absalom dihancurkan. Bahkan
menjelang tutup usia, seorang putra Daud yaitu Adonia, merebut
takhta dengan menobatkan diri menjadi raja menggantikan Daud.
Kalau Daud tetap di takhta dan memerintah Israel dengan berjaya; kalau
para musuhnya akhirnya kalah dan ditaklukkan; kalau Salomo
akhirnya menggantikan dia sebagai raja pilihan Allah; semua itu
semata-mata karena kasih setia Tuhan kepada Daud (51). Maka tidak
ada kata lain yang keluar dari mulut Daud, hanya syukur, pujian,
dan sembah (32, 47, 50).
Penyertaan, keadilan, dan kasih setia Allah tidak pernah berubah dulu,
sekarang, dan selama-lamanya. Daud mengalaminya sehingga ia bisa
memimpin umatnya, maka hidupnya pun limpah dengan syukur.
Percayakah Anda bahwa Anda pun dapat mengalami kasih setia Allah
dalam kapasitas kepemimpinan yang Tuhan percayakan kepada Anda?
Naikkan syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus yang
memungkinkan semua itu!
Mazmur 18:31-51
pemimpin bagi dirinya sendiri. Ada orang yang dipercaya memimpin
sebuah perusahaan, lembaga, organisasi, atau bahkan sebuah bangsa.
Daud adalah pemimpin bangsa. Mazmur 18 adalah mazmur syukur karena
Tuhan menyertai (2-20) dan berlaku adil terhadap (21-30) Daud
sebagai pribadi, tetapi juga sebagai pemimpin umat Israel (31-51).
Tuhan mengurapi Daud sebagai raja Israel bahkan takhtanya
dijanjikan langgeng turun temurun (51).
Sebenarnya pengurapan Daud terjadi jauh sebelum ia naik takhta. Ada
proses yang panjang dan penuh pergumulan. Pada zaman Saul menjadi
raja, Daud diurapi. Itulah sebabnya Saul mengejar Daud dan hendak
membunuh dia, karena dianggap mengancam takhtanya. Luput dari Saul
tidak berarti persoalan selesai. Ia sendiri kemudian harus
menghadapi kudeta dari Absalom, putranya sendiri. Maka Daud harus
mengungsi sebelum pemberontakan Absalom dihancurkan. Bahkan
menjelang tutup usia, seorang putra Daud yaitu Adonia, merebut
takhta dengan menobatkan diri menjadi raja menggantikan Daud.
Kalau Daud tetap di takhta dan memerintah Israel dengan berjaya; kalau
para musuhnya akhirnya kalah dan ditaklukkan; kalau Salomo
akhirnya menggantikan dia sebagai raja pilihan Allah; semua itu
semata-mata karena kasih setia Tuhan kepada Daud (51). Maka tidak
ada kata lain yang keluar dari mulut Daud, hanya syukur, pujian,
dan sembah (32, 47, 50).
Penyertaan, keadilan, dan kasih setia Allah tidak pernah berubah dulu,
sekarang, dan selama-lamanya. Daud mengalaminya sehingga ia bisa
memimpin umatnya, maka hidupnya pun limpah dengan syukur.
Percayakah Anda bahwa Anda pun dapat mengalami kasih setia Allah
dalam kapasitas kepemimpinan yang Tuhan percayakan kepada Anda?
Naikkan syukur kepada Allah di dalam Kristus Yesus yang
memungkinkan semua itu!
Mazmur 18:31-51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar