Setelah kita melihat konsistensi dan kesetiaan Tuhan ditunjukkan
kepada Abraham dan Sara di perikop sebelumnya, dalam perikop yang
kita baca hari ini kita menyaksikan bahwa konsistensi dan
kesetiaan Tuhan melampaui batas yang mungkin dikehendaki Sara.
Karena Tuhan memberikan janji bahwa Abraham akan menjadi bapak
banyak bangsa, maka ia menganggap bahwa janji itu boleh terpenuhi
melalui Ismael yang terlahir dari rancangan Abraham dan Sara.
Namun Allah tetap pada rencana-Nya. Kelahiran Ishak kemudian
mengubah anggapan dan perasaan Sara terhadap Ismael.
Allah bertindak sebagai penengah antara Sara yang ingin mengusir Hagar
dan Ismael di satu sisi, dengan Abraham yang tetap menyayangi
Ismael, karena bagaimana pun Ismael adalah anak kandungnya (11).
Allah menghibur Abraham dengan membantu dia berfokus pada jangka
panjang, yaitu pada terpenuhinya janji Allah melalui Ishak, tetapi
Allah juga tetap akan menjaga kehidupan Ismael sesuai janji yang
telah Dia buat sebelum Abraham dan Sara mengikuti rencana mereka
sendiri (bdk. 15:5).
Kekuatan Abraham sebagai seorang ayah sangatlah terbatas. Ia tidak
bisa selamanya menjadi ayah bagi Ismael. Ketika Hagar dan Ismael
dikirimnya pergi, ia bahkan hanya bisa membekali mereka dengan
bekal yang sangat terbatas (14), tetapi pemeliharaan Allah tak
mengenal batas. Allah memelihara hidup Ismael, dalam pemenuhan
janji-Nya kepada Abraham. Bukan cuma dengan pemeliharaan sesaat
pada saat mereka kehabisan air di padang gurun, tetapi hingga ia
menjadi pria dewasa (bnd. 20-21), bisa menafkahi dirinya sendiri
serta berkeluarga.
Melalui perikop ini kita melihat karakter Allah yang setia dan
konsisten, tidak terbatasi oleh harapan dan kemauan manusia. Ia
juga adalah Allah yang peduli dan memelihara umat-Nya. Bahkan di
tengah keterbatasan dan kebandelan manusia, Allah tetap teguh
dengan janji dan rencana-Nya. Kepada Allah yang demikianlah kita
beriman. Dan sebagai umat-Nya, kisah ini diberikan sebagai sebuah
teladan untuk diikuti dan dijalani di hadapan-Nya.
Kejadian 21:8-21
kepada Abraham dan Sara di perikop sebelumnya, dalam perikop yang
kita baca hari ini kita menyaksikan bahwa konsistensi dan
kesetiaan Tuhan melampaui batas yang mungkin dikehendaki Sara.
Karena Tuhan memberikan janji bahwa Abraham akan menjadi bapak
banyak bangsa, maka ia menganggap bahwa janji itu boleh terpenuhi
melalui Ismael yang terlahir dari rancangan Abraham dan Sara.
Namun Allah tetap pada rencana-Nya. Kelahiran Ishak kemudian
mengubah anggapan dan perasaan Sara terhadap Ismael.
Allah bertindak sebagai penengah antara Sara yang ingin mengusir Hagar
dan Ismael di satu sisi, dengan Abraham yang tetap menyayangi
Ismael, karena bagaimana pun Ismael adalah anak kandungnya (11).
Allah menghibur Abraham dengan membantu dia berfokus pada jangka
panjang, yaitu pada terpenuhinya janji Allah melalui Ishak, tetapi
Allah juga tetap akan menjaga kehidupan Ismael sesuai janji yang
telah Dia buat sebelum Abraham dan Sara mengikuti rencana mereka
sendiri (bdk. 15:5).
Kekuatan Abraham sebagai seorang ayah sangatlah terbatas. Ia tidak
bisa selamanya menjadi ayah bagi Ismael. Ketika Hagar dan Ismael
dikirimnya pergi, ia bahkan hanya bisa membekali mereka dengan
bekal yang sangat terbatas (14), tetapi pemeliharaan Allah tak
mengenal batas. Allah memelihara hidup Ismael, dalam pemenuhan
janji-Nya kepada Abraham. Bukan cuma dengan pemeliharaan sesaat
pada saat mereka kehabisan air di padang gurun, tetapi hingga ia
menjadi pria dewasa (bnd. 20-21), bisa menafkahi dirinya sendiri
serta berkeluarga.
Melalui perikop ini kita melihat karakter Allah yang setia dan
konsisten, tidak terbatasi oleh harapan dan kemauan manusia. Ia
juga adalah Allah yang peduli dan memelihara umat-Nya. Bahkan di
tengah keterbatasan dan kebandelan manusia, Allah tetap teguh
dengan janji dan rencana-Nya. Kepada Allah yang demikianlah kita
beriman. Dan sebagai umat-Nya, kisah ini diberikan sebagai sebuah
teladan untuk diikuti dan dijalani di hadapan-Nya.
Kejadian 21:8-21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar