Jumat, 03 Juni 2011

MENDAYUNG KEHIDUPAN

 Saat anak saya berusia 2, 5 tahun, ia meminta sepeda. Ketika saya
 penuhi, betapa senangnya hatinya. Ia mengayuh sepedanya ke sana
 kemari, sampai harus diperingatkan untuk lebih perlahan. Tanpa saya
 pegang, ia berkeliling halaman sepuasnya dengan sepeda itu. Apakah
 ia sudah bisa mengayuh sepeda sendiri? Jelas tidak. Dua roda
 tambahan di bagian belakang sepeda itu masih melekat dan menyangga
 sehingga anak saya tidak akan jatuh ketika bermain dengan sepedanya.
 Dan, roda tambahan itu membuat anak saya percaya diri mengayuh
 sepedanya ke mana saja ia mau.



 Kontras dengan murid-murid Tuhan. Mereka kehilangan kepercayaan diri
 ketika badai datang. Mereka seolah-olah tidak punya pegangan ketika
 percikan demi percikan air laut yang ganas menerjang, memasuki
 perahu yang mereka tumpangi. Mereka takut kehilangan nyawa. Mereka
 bahkan berhenti pada titik di mana mereka meragukan diri sendiri,
 kehilangan kepercayaan, bahkan meragukan Tuhan (ayat 38) seolah-olah
 Tuhan tidak peduli kepada mereka. Mereka lupa bahwa bersama Tuhan,
 hidup menjadi lebih ringan, karena Dia dapat diandalkan.



 Apa yang membuat kita khawatir, lemah, ragu, dan cenderung tidak
 percaya diri ketika menjalani kehidupan kita? Janganlah seperti para
 murid yang meragukan diri sendiri ketika Tuhan justru sedang
 bersama-sama dengan mereka. Bertindaklah seperti anak saya. Ia tahu
 bahwa dengan roda penyangga itu, ia punya rasa aman dan yakin tidak
 akan jatuh. Sebab itu, kita harus menjalani hidup kita dengan penuh
 keyakinan karena kita tahu dan yakin Tuhan selalu menyangga hidup
 kita --FZ

              YANG KITA PERLUKAN HANYA MENJALANI HIDUP
       BIARKAN TUHAN MENOPANG BAGIAN YANG SULIT KITA TANGGUNG

 Markus 4:35-41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar