"Aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa
(2:10)." Kalimat itu sering kita dengar pada masa Natal. Sebagai
dokter, Lukas mengutarakan ide dengan kata-kata yang spesifik. Di
dalam kedua buku yang dia tulis, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul,
tepat tiga kali Lukas menuliskan "kesukaan besar" (yang sayangnya
ketika diterjemahkan menjadi berbeda): Lukas 2:10 ("kesukaan
besar"); 24:52 ("sangat bersukacita") dan Kisah 15:3 ("sangat
menggembirakan hati").
Hari Kenaikan Tuhan, kendati dirayakan sebagai hari raya keagamaan di
Indonesia, sering diabaikan orang. Tampaknya karena kurang
pemahaman terhadap pentingnya Kenaikan Tuhan. Kita mengira
"kesukaan besar" itu telah genap pada saat Natal. Lukas 2:10
mengatakan, "... aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa." Saat Natal, kesukaan besar itu baru dijanjikan,
belum jadi kenyataan. Kapan kesukaan besar itu direalisasikan?
Setelah karya Yesus tuntas, yaitu melalui kematian dan
kebangkitan-Nya. Pada Hari Kenaikan Tuhan Yesus, murid-murid
menjadi sadar akan realitas keselamatan dan mereka juga beroleh
pemahaman baru untuk hidup beriman berdasarkan sesi pemahaman
Alkitab yang Tuhan berikan.
Ayat 52 mengatakan bahwa murid-murid "pulang ke Yerusalem dengan
sukacita yang besar." Apa yang dijanjikan oleh malaikat di padang
di luar kota Betlehem 33 tahun sebelumnya telah menjadi nyata di
sebuah bukit di luar kota Yerusalem. Murid-murid, dengan pemahaman
yang telah diperbarui oleh Tuhan, kini memandang dunia mereka
dengan kacamata baru yang Tuhan berikan. Dengan ayat 13-49 sebagai
latar belakang, suka cita besar itu bertunas, mulai dari dalam
diri murid-murid.
Di Kisah Para Rasul 15:3 kita melihat ketika murid-murid tersebar ke
banyak kota, banyak bangsa kemudian jadi percaya. Penyebaran Injil
pun membawa kegembiraan yang besar bagi lebih banyak orang, sampai
kepada kita hari ini di Indonesia. Semua itu bertunas di Hari
Kenaikan Tuhan. Maka janganlah kita mengabaikan hari raya yang
mulia itu. Renungkan maknanya bagi kekristenan kita.
Lukas 24:50-53
(2:10)." Kalimat itu sering kita dengar pada masa Natal. Sebagai
dokter, Lukas mengutarakan ide dengan kata-kata yang spesifik. Di
dalam kedua buku yang dia tulis, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul,
tepat tiga kali Lukas menuliskan "kesukaan besar" (yang sayangnya
ketika diterjemahkan menjadi berbeda): Lukas 2:10 ("kesukaan
besar"); 24:52 ("sangat bersukacita") dan Kisah 15:3 ("sangat
menggembirakan hati").
Hari Kenaikan Tuhan, kendati dirayakan sebagai hari raya keagamaan di
Indonesia, sering diabaikan orang. Tampaknya karena kurang
pemahaman terhadap pentingnya Kenaikan Tuhan. Kita mengira
"kesukaan besar" itu telah genap pada saat Natal. Lukas 2:10
mengatakan, "... aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa." Saat Natal, kesukaan besar itu baru dijanjikan,
belum jadi kenyataan. Kapan kesukaan besar itu direalisasikan?
Setelah karya Yesus tuntas, yaitu melalui kematian dan
kebangkitan-Nya. Pada Hari Kenaikan Tuhan Yesus, murid-murid
menjadi sadar akan realitas keselamatan dan mereka juga beroleh
pemahaman baru untuk hidup beriman berdasarkan sesi pemahaman
Alkitab yang Tuhan berikan.
Ayat 52 mengatakan bahwa murid-murid "pulang ke Yerusalem dengan
sukacita yang besar." Apa yang dijanjikan oleh malaikat di padang
di luar kota Betlehem 33 tahun sebelumnya telah menjadi nyata di
sebuah bukit di luar kota Yerusalem. Murid-murid, dengan pemahaman
yang telah diperbarui oleh Tuhan, kini memandang dunia mereka
dengan kacamata baru yang Tuhan berikan. Dengan ayat 13-49 sebagai
latar belakang, suka cita besar itu bertunas, mulai dari dalam
diri murid-murid.
Di Kisah Para Rasul 15:3 kita melihat ketika murid-murid tersebar ke
banyak kota, banyak bangsa kemudian jadi percaya. Penyebaran Injil
pun membawa kegembiraan yang besar bagi lebih banyak orang, sampai
kepada kita hari ini di Indonesia. Semua itu bertunas di Hari
Kenaikan Tuhan. Maka janganlah kita mengabaikan hari raya yang
mulia itu. Renungkan maknanya bagi kekristenan kita.
Lukas 24:50-53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar