Rabu, 15 Juni 2011

BUTUH DUA ORANG

Selalu dibutuhkan dua orang untuk bertengkar", demikian kata
sebuah pepatah lama. Benar, ketika ada dua pihak yang sama-sama
berniat memperebutkan "kemenangan pribadi", maka pertengkaran pun
"sukses" diciptakan. Padahal, jika salah seorang mau menyadarkan
dirinya untuk berhenti memusatkan perhatian pada masalah dan
mengarah pada pencarian solusi, maka pertengkaran takkan berpanjang
umur. Sebuah fakta yang kerap "tertutupi" saat dua orang terlibat
adu argumentasi atau perselisihan.

Para gembala ternak Abraham dan Lot juga pernah bertengkar dan
berkelahi karena ladang dan air untuk menggembala tidak cukup bagi
mereka (ayat 6, 7). Maka, masalah itu diteruskan kepada Lot dan
Abraham. Sangat wajar jika kemudian mereka "meneruskan" pertengkaran
tersebut, sebab masing-masing bisa merasa punya hak yang patut
dipertahankan. Syukurlah, Abraham mampu mengendalikan dirinya dan
melihat bahwa kekerabatannya dengan Lot-lah yang harus dipertahankan
(ayat 8). Itu sebabnya ia memilih untuk segera menghentikan
pertengkaran dengan cara mengalah.

Kita belajar dari Abraham bahwa saat hamba-hambanya bertengkar,
Abraham tak berpikir pesimis, "Ah, mungkin hubunganku dengan Lot
harus berakhir di sini." Sebaliknya, ia melihat bahwa Lot tetaplah
kerabatnya sampai kapan pun. Itu sebabnya ia menujukan pikirannya
pada "apa yang bisa dilakukan supaya hubungannya dengan Lot tak
sampai terputus". Maka, keputusan dan tindakannya bukan lagi
didasarkan pada emosi sesaat, melainkan pada kebijaksanaan yang
bermanfaat. Kiranya Tuhan memberi kita hikmat seperti ini, ketika
sebuah pertengkaran diperhadapkan pada kita --AW

KETIKA BERTENGKAR, JANGAN BERPIKIR MENGAKHIRI HUBUNGAN
PIKIRKAN SEGALA CARA UNTUK MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN

Kejadian 13:1-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar