Kamis, 09 Juni 2011

Kesempatan untuk menjadi saksi

Philip Yancey, dalam bukunya "Bukan Yesus yang Saya Kenal", mencoba
menjawab pertanyaan tentang yang dilakukan Yesus setelah naik ke
surga. Mungkin kita akan menjawab bahwa Yesus naik ke surga untuk
menerima kemuliaan dan duduk kembali di takhta suci-Nya. Itu
benar, tetapi menurut Yancey, tak hanya itu. Kenaikan Yesus
memberikan kesempatan bagi orang percaya untuk menjadi saksi-Nya.

Dalam perikop ini kita belajar tentang tugas, kuasa, dan jangkauan
seorang saksi Tuhan. Tugas saksi Tuhan adalah memberitakan
kebenaran tentang Tuhan Yesus. Bukan tentang gereja, tentang diri
sendiri, atau tentang keunggulan faham teologis yang yang kita
anut. Tugas menjadi saksi merupakan tugas semua orang Kristen,
bukan hanya rohaniwan. Jemaat pun harus memberitakan Injil (lihat
Kis. 8:1b, 4).

Tugas menjadi saksi tidaklah mudah. Maka Tuhan Yesus memberikan
'kuasa' (Yunani: dunamis, yang berarti kekuatan yang besar). Kuasa
itu berasal dari Roh Kudus. Jadi kemampuan dalam bersaksi bukan
berasal dari kefasihan berbicara atau metode yang kita pakai.

Jangkauan seorang saksi adalah seluruh pelosok bumi. Para murid
menganggap bahwa kerajaan Allah terbatas untuk bangsa Israel atau
orang-orang Yahudi saja, hal ini terlihat dari kata-kata 'kerajaan
bagi Israel' (6). Tuhan Yesus mengoreksi kesalahan mereka dengan
mengatakan bahwa mereka harus menjadi saksi, bukan hanya di
Yerusalem dan Yudea saja, tetapi juga di Samaria, dan sampai ke
ujung bumi (8). Urut-urutan tersebut menunjukkan bahwa pemberitaan
Injil tidak dibatasi hanya pada daerah-daerah tertentu, tetapi
dimulai dari tempat kita masing-masing sampai ke seluruh pelosok
bumi ini, sehingga semua orang mendengarkan Injil.

Sudahkah kita menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan untuk
bersaksi? Mari kita mulai dari 'Yerusalem' kita masing-masing,
yaitu keluarga, tempat kerja, sekolah/kampus atau lingkungan kita.
Ingat, keberhasilan dalam pemberitaan Injil bukan pada kemampuan
kita dalam berbicara, sepenuhnya bergantung kepada kuasa Roh
Kudus.

Kisah Para Rasul 1:6-11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar