Sabtu, 04 Juni 2011

Langkah iman

Perikop hari ini mengontraskan Kejadian 20:11, ketika Abraham
   meragukan integritas dan moralitas orang-orang Gerar di wilayah
   Filistin. Karena Abraham mengira orang-orang Gerar tidak takut
   akan Allah, maka ia bertindak sesuai prasangkanya itu, yaitu
   dengan menurunkan standar moralitasnya. Namun dengan cara yang
   memalukan, ia terbukti salah dan Raja Abimelekh pun menuntut
   penjelasan Abraham atas moralitasnya (Kej. 20:10).

Setelah melalui proses pembentukan lebih jauh dan telah melihat
   penyertaan Tuhan dalam hidupnya, Abraham memberi kesaksian yang
   baik bagi orang-orang Filistin. Raja Abimelekh dan Panglima Pikhol
   menghampiri Abraham dan mengakui bahwa Abraham disertai Tuhan
   (22). Lebih dari sekadar perjanjian, kita bisa melihat awal
   pemenuhan janji Tuhan bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar
   (Kej. 12:2) dengan kedatangan sebuah negara untuk mengikat
   perjanjian dengan dia.

Selanjutnya di ayat 27-30 kita melihat ujian atas karakter Abraham.
   Janji Tuhan bahwa ia akan memiliki tanah itu tidak membuat Abraham
   bertindak semena-mena dalam pertikaian yang terjadi. Ia tetap
   rendah hati dan mencari jalan damai, bahkan menyerahkan
   hewan-hewan yang berharga layaknya seorang penduduk membayar upeti
   kepada penguasanya (bdk. Rm. 12:18). Padahal ia punya kekuatan
   untuk berkonfrontasi terhadap negara yang mulai takut padanya itu
   (bdk.Kej. 14:1-16).

Dalam perikop ini kita melihat "akhir" perjalanan-iman Abraham. Ia
   telah memiliki anak dan telah tiba di negeri yang dijanjikan Tuhan
   akan dimiliki keturunannya (bdk. Kej.15:13-16). Pengembaraannya
   telah berakhir dan ia menetap di Filistin seraya menanam pohon
   tamariska yang besar dan mendirikan mezbah untuk Tuhan. Ini
   ekspresi imannya bahwa ke tanah itulah Tuhan sudah memanggil dia
   dan di tanah ini Tuhan akan memenuhi janji-Nya kepada
   keturunannya.

Berkaca dari kelak-kelok dan naik-turun perjalanan iman Abraham,
   beranikah kita mengambil langkah-iman yang Tuhan tuntut dari kita,
   ketika Ia memanggil kita?

   Kejadian 21:22-34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar