Kamis, 18 Agustus 2011

MENGISI KEMERDEKAAN

Pada 1942, di masa awal penjajahan Jepang, Amir Syarifuddin
Harahap berbicara dalam perayaan Natal BPPKK (Badan Persiapan
Persatuan Kaum Kristen). Tokoh kristiani yang kemudian menjadi
perdana menteri RI itu mengimbau agar orang kristiani tidak hanya
memikirkan alam baka, tetapi "harus berdiri dengan kedua kakinya di
tengah masyarakat yang bergolak." Amir berkata demikian karena umat
kristiani Indonesia masa itu cenderung apatis terhadap dinamika
masyarakat. Mereka lebih suka berfokus pada hal-hal rohani.

Puluhan tahun kemudian, setelah Indonesia merdeka, masalah yang sama
rupanya masih melilit umat kristiani di Indonesia. Banyak gereja
mengaku "menjunjung Alkitab", tetapi sayangnya cenderung apatis
terhadap persoalan bangsa. Mereka lebih suka berfokus pada hal-hal
rohani yang berkaitan dengan ibadah, pekabaran Injil. Soal mengisi
kemerdekaan Indonesia dengan keterlibatan di segala bidang, nyaris
tidak pernah dikaji atau ditekankan.

Tentu, ibadah dan pekabaran Injil perlu. Tetapi jika hanya itu yang
dilakukan orang kristiani, berarti kita belum sepenuhnya mengerti
isi hati Allah. Dalam bagian Kitab Yesaya yang kita baca hari ini,
Allah jelas-jelas menginginkan ibadah umat-Nya berdampak pada
perubahan sosial. Isu keadilan (ayat 6) dan kemiskinan (ayat 7),
yang secara khusus menyangkut bidang politik, hukum, dan ekonomi,
harus menjadi perhatian kita.

Hari ini, biarlah imbauan Amir Syarifuddin mengingatkan kita akan
panggilan kristiani di tengah masyarakat. Biarlah kita disemangati
kembali untuk turut giat mengisi kemerdekaan bangsa --ST

IBADAH YANG SEJATI MEMBUAT BANGSA DIBERKATI

Yesaya 58:5-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar