Selasa, 13 September 2011

SENIMAN CAHAYA

Glen Wessels, seorang pelukis tua, kehilangan asa. Istrinya telah
tiada. Ia sendiri mengidap penyakit Parkinson sehingga susah
beraktivitas, apalagi melukis. Di sebuah malam Natal, ketika Glen
terpekur sedih di biliknya, muridnya datang membawa sebatang lilin
bersinar yang diterimanya di kebaktian Natal. Karena sedih tak dapat
memberi apa-apa-selain lilin itu-si murid memeluk Glen dengan
linangan air mata seraya berucap "Selamat Natal". Selepas murid itu
pergi, Glen seolah-olah mendapat kekuatan baru. Ia mendekati kanvas
dan melukis lagi-sebuah lukisan cahaya berkilau dari balik dedaunan.

Lukisan itu dihadiahkannya kepada si murid, sambil berpesan agar ia
terus melukis cahaya. Sebab menurutnya, itulah sumber keindahan
hidup ini. Khususnya, cahaya kasih Tuhan yang memancar kepada diri
kita dan menerangi jiwa sesama, seperti yang ia rasakan. Murid itu
ada-lah Thomas Kinkade. Yakni pelukis Amerika ternama, seorang
kristiani saleh yang bersaksi tentang Tuhan melalui karya-karyanya
yang kental bernuansa cahaya, di tengah keindahan panorama alam yang
tenang dan damai.

Laksana seniman, Yohanes pun memberi nuansa cahaya pada Injilnya. Ia
menulis tentang Yesus Kristus, yang adalah "Terang dunia" (Yohanes
1:9; 8:12). Jiwa manusia, bisa menjadi gelap akibat duka dan derita.
Tidak sedikit orang seperti Glen Wessels, yang kehilangan arah dan
putus asa, serta membutuhkan percikan cahaya kasih Allah. Setiap
kita yang mengenal Allah pasti memiliki Cahaya itu. Mari bagikan
cahaya itu kepada mereka. Sebab, hanya Cahaya itu yang dapat memupus
kegelapan di relung jiwa mereka --PAD

BAGIKANLAH CAHAYA KASIH TUHAN BAGI JIWA-JIWA
YANG DICEKAM OLEH GELAPNYA DUKA DAN DERITA

Yohanes 1:1-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar