Kamis, 19 Juli 2012

ANARKI ITU SETANI

Seorang siswa SD dibentak ayahnya ketika pulang sekolah sambil
menangis karena dipukul teman: "Lain kali kamu harus balas, pukul
yang keras! Ini aturan keluarga kita: salah pun kamu harus pukul
dia, apalagi kalau kamu benar!" Pada saya bapak itu menjelaskan:
"Dunia ini keras, kalau kecil kalah melulu selamanya akan kalah."
Terdengar bijaksana, bukan? Benarkah demikian?



Jika kita menyimak kata "iri hati" di ayat 14 dan 16, kata itu bukan
iri yang biasa. Istilah tersebut menunjuk pada "semangat fanatisme"
yang lazim di kalangan orang zelot, yang meyakini bahwa membalas
dengan kekerasan itu tindakan rohani-tindakan membela Tuhan. Doktrin
anarkis ini disebarkan oleh para pengajar mereka yang menyebut
dirinya guru bijaksana (ayat 13). Yakobus mengingatkan orang Yahudi
yang sedang tertindas, bahwa hikmat yang diajarkan guru-guru zelot
itu berasal dari dunia, bahkan dari iblis (ayat 15). Sekali doktrin
kekerasan itu dihalalkan, buahnya adalah "kekacauan dan segala macam
perbuatan jahat" (ayat 16). Sebaliknya, ciri-ciri hikmat yang dari
Allah adalah kelemah-lembutan (ayat 13); yang ditandai karakter dan
sikap yang menyuburkan kerukunan (ayat 17); yang buahnya adalah
tercapainya komunitas yang damai (ayat 18).



Kita hidup di era penuh kekerasan, bahkan dalil agama kerap
digunakan. Media bahkan pernah menyebut negara ini "Republik
Preman". Mari mendoakan umat Tuhan, juga diri kita sendiri, agar
menjadi agen perubahan: menghadirkan teladan kelemah-lembutan di
tengah banyaknya benih kekerasan di negeri ini; menghadirkan damai
ilahi di tengah suburnya bibit pemberontakan dan kejahatan. --ICW

CARA-CARA DAMAI BUKANLAH CIRI SIKAP LEMAH DAN KALAH.

Yakobus 3:13-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar