Senin, 16 Juli 2012

BIJAK BERKATA-KATA


  Sariawan. Anda pernah mengalaminya? Luka di rongga mulut ini
  memang sangat mengganggu. Selain menimbulkan rasa sakit saat minum
  dan mengunyah makanan, ternyata sariawan juga bisa membuat Anda
  kesakitan saat berbicara. Apalagi jika letaknya di lidah. Ketika
  menulis renungan ini, ada dua buah sariawan di lidah saya.
  Akibatnya, saya sangat berhati-hati ketika berbicara, minum, dan
  makan. Kalau tidak benar-benar penting, saya memilih untuk diam.
  Walaupun tak mudah, itu lebih baik, daripada sakit.


  Bersikap hati-hati dalam berbicara, bukanlah hal yang mudah. Apalagi
  dalam keadaan kesal atau marah. Kebanyakan orang lebih suka
  mengungkapkan kekesalan atau amarahnya lewat kata-kata. Hal seperti
  itu sebenarnya wajar saja. Namun sayang, keadaan emosional mudah
  membuat seseorang kehilangan kendali. Akhirnya, kata-kata yang
  keluar adalah kata-kata kasar. Caci maki. Bahkan kutukan. Yakobus
  menegaskan fakta bahwa tidak ada orang yang sempurna dalam
  perkataannya (ayat 2); tidak seorang pun yang dapat menjinakkan
  lidah (ayat 8); lidah yang sama juga memuji Allah sekaligus
  mengutuki manusia (ayat 9-12). Mengerikan, bukan? Itulah sebabnya ia
  mengajar kita untuk mampu menguasai lidah dengan cara lambat
  berkata-kata dan juga lambat marah (Yakobus 1:9).


  Pepatah berkata: "Lidah tak bertulang". Kita harus belajar
  berhati-hati dan tidak tergesa-gesa mengucapkan sesuatu. Biarlah
  lidah kita dipimpin Tuhan untuk memuliakan nama-Nya dan memberkati
  orang-orang di sekitar kita. Bersikaplah bijak dalam berkata-kata.
  Setiap saat. Bukan ketika sedang sakit sariawan saja. --OKS

           ORANG YANG BERPENGETAHUAN MENAHAN PERKATAANNYA,
       ORANG YANG BERPENGERTIAN BERKEPALA DINGIN. -AMSAL 17:27

  Yakobus 3:1-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar