Selama 16 tahun, John Kovancs tinggal di terowongan kereta api
bawah tanah nan gelap. Saat ada perbaikan terowongan, ia terpaksa
mencari tempat tinggal baru. Suatu saat, ia terpilih menjadi orang
pertama yang memenangkan program "mengubah tunawisma menjadi
penghuni rumah tetap" yang diadakan The New York Times. John
meninggalkan tempat tinggal lamanya dan menjadi petani organik di
New York. Katanya, "Udara di luar sini terasa lebih baik. Saya tak
akan merindukan kehidupan lama saya. Saya tak akan kembali ke sana
lagi."
Pernyataan John semestinya juga mewakili sikap hati kita dalam
menjalani kehidupan manusia baru di dalam Kristus. Paulus
menyebutnya "menanggalkan manusia lama" dan "mengenakan manusia
baru" (ayat 22-23). Mengapa mesti menanggalkan manusia lama? Manusia
lama itu jauh dari hidup yang berasal dari Allah (ayat 18). Oh,
adakah yang lebih buruk daripada hidup yang jauh dari Allah? Hidup
yang diliputi kebodohan dan kekerasan hati; membuat perasaan menjadi
tumpul sehingga hawa nafsu, serakah, dan perbuatan cemarlah yang
dilakukan setiap kali (ayat 19). Sementara itu, mengenakan manusia
baru berarti dibarui dalam roh dan pikiran (ayat 23); diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya (ayat 24). Jadi, ada perubahan selera dan orientasi
hidup; meneladan Kristus (ayat 20); ramah, penuh kasih mesra, saling
mengampuni (ayat 32).
Masihkah kita menginginkan manusia lama? Dalam hal apa kita
cenderung berbalik kepada manusia lama? Mari mohon pengampunan
Tuhan. Diiringi pertolongan Roh Kudus, serukanlah komitmen John
Kovancs: "Saya tak akan kembali ke sana lagi!" --NIL
MANUSIA BARU MEMUNCULKAN SELERA HIDUP YANG BARU.
Efesus 4:17-32
bawah tanah nan gelap. Saat ada perbaikan terowongan, ia terpaksa
mencari tempat tinggal baru. Suatu saat, ia terpilih menjadi orang
pertama yang memenangkan program "mengubah tunawisma menjadi
penghuni rumah tetap" yang diadakan The New York Times. John
meninggalkan tempat tinggal lamanya dan menjadi petani organik di
New York. Katanya, "Udara di luar sini terasa lebih baik. Saya tak
akan merindukan kehidupan lama saya. Saya tak akan kembali ke sana
lagi."
Pernyataan John semestinya juga mewakili sikap hati kita dalam
menjalani kehidupan manusia baru di dalam Kristus. Paulus
menyebutnya "menanggalkan manusia lama" dan "mengenakan manusia
baru" (ayat 22-23). Mengapa mesti menanggalkan manusia lama? Manusia
lama itu jauh dari hidup yang berasal dari Allah (ayat 18). Oh,
adakah yang lebih buruk daripada hidup yang jauh dari Allah? Hidup
yang diliputi kebodohan dan kekerasan hati; membuat perasaan menjadi
tumpul sehingga hawa nafsu, serakah, dan perbuatan cemarlah yang
dilakukan setiap kali (ayat 19). Sementara itu, mengenakan manusia
baru berarti dibarui dalam roh dan pikiran (ayat 23); diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya (ayat 24). Jadi, ada perubahan selera dan orientasi
hidup; meneladan Kristus (ayat 20); ramah, penuh kasih mesra, saling
mengampuni (ayat 32).
Masihkah kita menginginkan manusia lama? Dalam hal apa kita
cenderung berbalik kepada manusia lama? Mari mohon pengampunan
Tuhan. Diiringi pertolongan Roh Kudus, serukanlah komitmen John
Kovancs: "Saya tak akan kembali ke sana lagi!" --NIL
MANUSIA BARU MEMUNCULKAN SELERA HIDUP YANG BARU.
Efesus 4:17-32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar