Sabtu, 07 Juli 2012

HIDUP BARU


  Selama 16 tahun, John Kovancs tinggal di terowongan kereta api
  bawah tanah nan gelap. Saat ada perbaikan terowongan, ia terpaksa
  mencari tempat tinggal baru. Suatu saat, ia terpilih menjadi orang
  pertama yang memenangkan program "mengubah tunawisma menjadi
  penghuni rumah tetap" yang diadakan The New York Times. John
  meninggalkan tempat tinggal lamanya dan menjadi petani organik di
  New York. Katanya, "Udara di luar sini terasa lebih baik. Saya tak
  akan merindukan kehidupan lama saya. Saya tak akan kembali ke sana
  lagi."


  Pernyataan John semestinya juga mewakili sikap hati kita dalam
  menjalani kehidupan manusia baru di dalam Kristus. Paulus
  menyebutnya "menanggalkan manusia lama" dan "mengenakan manusia
  baru" (ayat 22-23). Mengapa mesti menanggalkan manusia lama? Manusia
  lama itu jauh dari hidup yang berasal dari Allah (ayat 18). Oh,
  adakah yang lebih buruk daripada hidup yang jauh dari Allah? Hidup
  yang diliputi kebodohan dan kekerasan hati; membuat perasaan menjadi
  tumpul sehingga hawa nafsu, serakah, dan perbuatan cemarlah yang
  dilakukan setiap kali (ayat 19). Sementara itu, mengenakan manusia
  baru berarti dibarui dalam roh dan pikiran (ayat 23); diciptakan
  menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
  sesungguhnya (ayat 24). Jadi, ada perubahan selera dan orientasi
  hidup; meneladan Kristus (ayat 20); ramah, penuh kasih mesra, saling
  mengampuni (ayat 32).


  Masihkah kita menginginkan manusia lama? Dalam hal apa kita
  cenderung berbalik kepada manusia lama? Mari mohon pengampunan
  Tuhan. Diiringi pertolongan Roh Kudus, serukanlah komitmen John
  Kovancs: "Saya tak akan kembali ke sana lagi!" --NIL

           MANUSIA BARU MEMUNCULKAN SELERA HIDUP YANG BARU.

  Efesus 4:17-32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar