Dalam situs telaga.org, Pendeta Tadius Gunadi menengarai bahwa
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT) adalah persoalan yang kompleks.
Menurut pengamatannya, kekerasan kerap digunakan sebagai alat untuk
mengekspresikan kemarahan; mengumbar kekuasaan; menyeimbangkan
posisi dalam pernikahan. Apa jadinya jika nilai-nilai ini dianut
oleh anggota keluarga kita?
Rasul Petrus, dalam suratnya yang pertama, mengangkat nilai-nilai
yang penting dalam keluarga. Yang pertama dan diulang dalam 6 dari 7
ayat bacaan kita (dan selalu sama gemanya dalam bagian lain di
Alkitab), adalah tentang ketundukan isteri kepada suami. Perhiasan
terindah bagi seorang isteri adalah ketundukan kepada Allah, yang
tercermin dari ketundukannya pada sang suami (ayat 3-5). Dandanan
lahiriah mungkin bisa menundukkan suami sesaat, namun isteri yang
hidup murni dan saleh dapat membawa suaminya menundukkan diri di
bawah kebenaran firman Allah. Meski hanya satu ayat, pesan senada
disampaikan pada para suami. Ketundukan pada Allah akan membawa
suami menghargai isteri sebagai sesama pewaris kasih karunia- Nya,
bukan memanfaatkan atau menyerang kelemahan-kelemahannya. Suami yang
tidak merawat hubungan dengan isterinya dengan baik, akan mengalami
kesulitan juga dalam menikmati hubungan yang indah dengan Allah
(ayat 7).
Jadi, jika meneladan dan mengikuti firman Allah, keluarga semestinya
bukan sasana untuk mengumbar kekerasan, baik dalam bentuk perkataan
yang memojokkan, maupun tindakan fisik yang menyakitkan. Mari
kembali pada rancangan Tuhan. Sama-sama menempatkan ketundukan dan
kasih pada Tuhan di atas segalanya. Kiranya kasih yang bersumber
dari Allah tinggal dengan limpahnya di tengah keluarga kita. --NDR
KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA
1 Petrus 3:1-7
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT) adalah persoalan yang kompleks.
Menurut pengamatannya, kekerasan kerap digunakan sebagai alat untuk
mengekspresikan kemarahan; mengumbar kekuasaan; menyeimbangkan
posisi dalam pernikahan. Apa jadinya jika nilai-nilai ini dianut
oleh anggota keluarga kita?
Rasul Petrus, dalam suratnya yang pertama, mengangkat nilai-nilai
yang penting dalam keluarga. Yang pertama dan diulang dalam 6 dari 7
ayat bacaan kita (dan selalu sama gemanya dalam bagian lain di
Alkitab), adalah tentang ketundukan isteri kepada suami. Perhiasan
terindah bagi seorang isteri adalah ketundukan kepada Allah, yang
tercermin dari ketundukannya pada sang suami (ayat 3-5). Dandanan
lahiriah mungkin bisa menundukkan suami sesaat, namun isteri yang
hidup murni dan saleh dapat membawa suaminya menundukkan diri di
bawah kebenaran firman Allah. Meski hanya satu ayat, pesan senada
disampaikan pada para suami. Ketundukan pada Allah akan membawa
suami menghargai isteri sebagai sesama pewaris kasih karunia- Nya,
bukan memanfaatkan atau menyerang kelemahan-kelemahannya. Suami yang
tidak merawat hubungan dengan isterinya dengan baik, akan mengalami
kesulitan juga dalam menikmati hubungan yang indah dengan Allah
(ayat 7).
Jadi, jika meneladan dan mengikuti firman Allah, keluarga semestinya
bukan sasana untuk mengumbar kekerasan, baik dalam bentuk perkataan
yang memojokkan, maupun tindakan fisik yang menyakitkan. Mari
kembali pada rancangan Tuhan. Sama-sama menempatkan ketundukan dan
kasih pada Tuhan di atas segalanya. Kiranya kasih yang bersumber
dari Allah tinggal dengan limpahnya di tengah keluarga kita. --NDR
KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA
1 Petrus 3:1-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar