Rabu, 25 Juli 2012

KDRT


  Dalam situs telaga.org, Pendeta Tadius Gunadi menengarai bahwa
  Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT) adalah persoalan yang kompleks.
  Menurut pengamatannya, kekerasan kerap digunakan sebagai alat untuk
  mengekspresikan kemarahan; mengumbar kekuasaan; menyeimbangkan
  posisi dalam pernikahan. Apa jadinya jika nilai-nilai ini dianut
  oleh anggota keluarga kita?


  Rasul Petrus, dalam suratnya yang pertama, mengangkat nilai-nilai
  yang penting dalam keluarga. Yang pertama dan diulang dalam 6 dari 7
  ayat bacaan kita (dan selalu sama gemanya dalam bagian lain di
  Alkitab), adalah tentang ketundukan isteri kepada suami. Perhiasan
  terindah bagi seorang isteri adalah ketundukan kepada Allah, yang
  tercermin dari ketundukannya pada sang suami (ayat 3-5). Dandanan
  lahiriah mungkin bisa menundukkan suami sesaat, namun isteri yang
  hidup murni dan saleh dapat membawa suaminya menundukkan diri di
  bawah kebenaran firman Allah. Meski hanya satu ayat, pesan senada
  disampaikan pada para suami. Ketundukan pada Allah akan membawa
  suami menghargai isteri sebagai sesama pewaris kasih karunia- Nya,
  bukan memanfaatkan atau menyerang kelemahan-kelemahannya. Suami yang
  tidak merawat hubungan dengan isterinya dengan baik, akan mengalami
  kesulitan juga dalam menikmati hubungan yang indah dengan Allah
  (ayat 7).


  Jadi, jika meneladan dan mengikuti firman Allah, keluarga semestinya
  bukan sasana untuk mengumbar kekerasan, baik dalam bentuk perkataan
  yang memojokkan, maupun tindakan fisik yang menyakitkan. Mari
  kembali pada rancangan Tuhan. Sama-sama menempatkan ketundukan dan
  kasih pada Tuhan di atas segalanya. Kiranya kasih yang bersumber
  dari Allah tinggal dengan limpahnya di tengah keluarga kita. --NDR

                   KDRT = KASIH DALAM RUMAH TANGGA

  1 Petrus 3:1-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar