Selasa, 24 Juli 2012

MILIK PUSAKA

  Saya merasa sangat beruntung memiliki ibu yang begitu mengasihi
  saya. Saya sering teringat kisahnya, bahwa ia mendoakan saya sejak
  saya dalam kandungan sejak mengetahui dirinya hamil. Mendengarnya,
  saya merasa begitu berharga. Kehadiran saya dirancang baik dan
  diinginkan. Selain itu, saya mengenal kebenaran Alkitab dari didikan
  dan disiplin yang diterapkan ayah saya. Melalui doa dan didikan
  mereka, saya merasakan secara nyata kehadiran Tuhan dalam hidup.


  Sikap orangtua saya sama seperti kata Alkitab: anak adalah anugerah,
  milik berharga karunia Allah, bukan hasil karya ataupun prestasi
  orangtua. Seperti mata pencarian kita (ayat 2), sia-sialah kita
  berupaya untuk memperolehnya jika itu tak diberikan kepada kita.
  Namun, ibarat anak panah (ayat 4), anak perlu dilatih dan diasah
  sejak kecil agar mencapai sasaran hidupnya. Ada kalanya anak perlu
  mendapat teguran, bahkan juga hukuman (lihat Amsal 29:15). Jika itu
  dilakukan, ketika anak dewasa kelak, orangtuanya takkan malu di
  hadapan musuh (ayat 5). Siapakah musuh kita? Musuh kita bukan lagi
  dalam pengertian fisik, melainkan rohani, yakni Iblis dan bala
  tentaranya (lihat Efesus 6:12).


  Dengan sikap bagaimanakah kita memandang anak? Bagaikan beban yang
  merepotkan atau merupakan anugerah Tuhan yang kita syukuri?
  Menghargai anak bukan saja kewajiban orangtua, melainkan keharusan
  bagi setiap orang percaya. Dalam bentuk tindakan, kita menghargai
  anak ketika kita mendidik dan mengajarkan kebenaran kepada mereka
  membawa mereka mengenal dan mencintai Tuhan sejak dini. --HEM

           HARGAI ANAK SEBAGAIMANA TUHAN MENGHARGAI MEREKA.

  Mazmur 127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar