Selasa, 24 Juli 2012

KOK BISA, YA?

  "Kok bisa, ya? Padahal orangtuanya tidak begitu." Anda mungkin
  pernah mendengar ekspresi demikian ketika anak-anak muda dianggap
  tidak mengikuti teladan orangtuanya. Misalnya saja sang bapak
  pendeta, tetapi si anak terjerat narkoba; sang ibu guru Sekolah
  Minggu, tetapi si anak biang keributan. Herankah Anda? Atau Anda
  biasa melihat fenomena serupa?


  Saat mengamati ayat ke-10, mungkin Anda juga bertanya, "Kok bisa,
  ya?" Bukankah ayat 7 mencatat bahwa sepanjang hidup Yosua dan para
  tua-tua yang pernah dipimpinnya, bangsa Israel setia beribadah
  kepada Tuhan? Bagaimana mungkin angkatan sesudah mereka tak lagi
  mengenal Tuhan? Kita tak tahu pasti prosesnya, tetapi akibatnya
  terekam jelas: terbentuk generasi baru yang melakukan kejahatan di
  mata Tuhan, berpaling menyembah ilah lain (ayat 11-13). Sebab itu,
  Tuhan murka dan menyerahkan mereka ke tangan musuh (ayat 14). Besar
  kemungkinan, Ulangan 6:4-9 tidak lagi diterapkan secara konsisten
  oleh para orangtua. Ibadah-ibadah raya mungkin tetap berlangsung,
  tetapi anak-anak tidak memahami apa bedanya dengan ibadah bangsa
  lain. Mereka mungkin melihat ritualnya, tetapi tak mengenal
  Tuhan-nya.


  Lebih dari sekadar memperkenalkan gedung gereja dan membawa anak ke
  Sekolah Minggu, orangtua bertanggung jawab memperkenalkan Tuhan
  kepada anak-anaknya. Dari hati yang mengenal dan mencintai Tuhan,
  akan lahir sikap beribadah kepada-Nya. Gereja perlu lebih bersungguh
  hati memperlengkapi para orangtua untuk bisa mengajarkan firman
  Tuhan kepada anak-anak, dan makin sering mengumandangkan peringatan
  ini: kelalaian generasi kita dapat menyebabkan kehancuran bagi
  generasi berikutnya. --ELS

        PENGENALAN AKAN TUHAN YANG DIPELIHARA DI TIAP KELUARGA
    AKAN MEWARISKAN IMAN YANG BERTUMBUH PADA GENERASI BERIKUTNYA.

  Hakim-hakim 2:6-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar