pernah mendengar ekspresi demikian ketika anak-anak muda dianggap
tidak mengikuti teladan orangtuanya. Misalnya saja sang bapak
pendeta, tetapi si anak terjerat narkoba; sang ibu guru Sekolah
Minggu, tetapi si anak biang keributan. Herankah Anda? Atau Anda
biasa melihat fenomena serupa?
Saat mengamati ayat ke-10, mungkin Anda juga bertanya, "Kok bisa,
ya?" Bukankah ayat 7 mencatat bahwa sepanjang hidup Yosua dan para
tua-tua yang pernah dipimpinnya, bangsa Israel setia beribadah
kepada Tuhan? Bagaimana mungkin angkatan sesudah mereka tak lagi
mengenal Tuhan? Kita tak tahu pasti prosesnya, tetapi akibatnya
terekam jelas: terbentuk generasi baru yang melakukan kejahatan di
mata Tuhan, berpaling menyembah ilah lain (ayat 11-13). Sebab itu,
Tuhan murka dan menyerahkan mereka ke tangan musuh (ayat 14). Besar
kemungkinan, Ulangan 6:4-9 tidak lagi diterapkan secara konsisten
oleh para orangtua. Ibadah-ibadah raya mungkin tetap berlangsung,
tetapi anak-anak tidak memahami apa bedanya dengan ibadah bangsa
lain. Mereka mungkin melihat ritualnya, tetapi tak mengenal
Tuhan-nya.
Lebih dari sekadar memperkenalkan gedung gereja dan membawa anak ke
Sekolah Minggu, orangtua bertanggung jawab memperkenalkan Tuhan
kepada anak-anaknya. Dari hati yang mengenal dan mencintai Tuhan,
akan lahir sikap beribadah kepada-Nya. Gereja perlu lebih bersungguh
hati memperlengkapi para orangtua untuk bisa mengajarkan firman
Tuhan kepada anak-anak, dan makin sering mengumandangkan peringatan
ini: kelalaian generasi kita dapat menyebabkan kehancuran bagi
generasi berikutnya. --ELS
PENGENALAN AKAN TUHAN YANG DIPELIHARA DI TIAP KELUARGA
AKAN MEWARISKAN IMAN YANG BERTUMBUH PADA GENERASI BERIKUTNYA.
Hakim-hakim 2:6-14
tidak mengikuti teladan orangtuanya. Misalnya saja sang bapak
pendeta, tetapi si anak terjerat narkoba; sang ibu guru Sekolah
Minggu, tetapi si anak biang keributan. Herankah Anda? Atau Anda
biasa melihat fenomena serupa?
Saat mengamati ayat ke-10, mungkin Anda juga bertanya, "Kok bisa,
ya?" Bukankah ayat 7 mencatat bahwa sepanjang hidup Yosua dan para
tua-tua yang pernah dipimpinnya, bangsa Israel setia beribadah
kepada Tuhan? Bagaimana mungkin angkatan sesudah mereka tak lagi
mengenal Tuhan? Kita tak tahu pasti prosesnya, tetapi akibatnya
terekam jelas: terbentuk generasi baru yang melakukan kejahatan di
mata Tuhan, berpaling menyembah ilah lain (ayat 11-13). Sebab itu,
Tuhan murka dan menyerahkan mereka ke tangan musuh (ayat 14). Besar
kemungkinan, Ulangan 6:4-9 tidak lagi diterapkan secara konsisten
oleh para orangtua. Ibadah-ibadah raya mungkin tetap berlangsung,
tetapi anak-anak tidak memahami apa bedanya dengan ibadah bangsa
lain. Mereka mungkin melihat ritualnya, tetapi tak mengenal
Tuhan-nya.
Lebih dari sekadar memperkenalkan gedung gereja dan membawa anak ke
Sekolah Minggu, orangtua bertanggung jawab memperkenalkan Tuhan
kepada anak-anaknya. Dari hati yang mengenal dan mencintai Tuhan,
akan lahir sikap beribadah kepada-Nya. Gereja perlu lebih bersungguh
hati memperlengkapi para orangtua untuk bisa mengajarkan firman
Tuhan kepada anak-anak, dan makin sering mengumandangkan peringatan
ini: kelalaian generasi kita dapat menyebabkan kehancuran bagi
generasi berikutnya. --ELS
PENGENALAN AKAN TUHAN YANG DIPELIHARA DI TIAP KELUARGA
AKAN MEWARISKAN IMAN YANG BERTUMBUH PADA GENERASI BERIKUTNYA.
Hakim-hakim 2:6-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar