Kamis, 05 Juli 2012

MANDIRI ATAU BERGANTUNG?


  Hari itu tak seperti biasanya. Sam kecil berlari dengan air mata
  berderai saat kami muncul di kelompok bermainnya. Ia mendekap erat
  ayahnya. Rupanya, seorang teman telah merebut pisangnya. Ia meminta
  sang ayah mengambilnya kembali. Ia tahu kepada siapa ia mendapatkan
  rasa aman dan pertolongan.


  Daud mengalami Tuhan yang melepaskannya dari musuhserta dari tangan
  Saul. Bagian firman Tuhan yang kita baca ialah gelora syukur yang
  memenuhi hati Daud, yang kemudian digubah dalam Mazmur 18.
  Pengalamannya dengan Tuhan memperdalam pengenalannya akan Dia,
  tempat berlindung yang dapat diandalkan (ayat 2-3). Saat dalam
  kesesakan dan sepertinya tak ada jalan keluar, Daud berseru kepada
  Tuhan (ayat 6-7). Sebagaimana Daud, tokoh-tokoh Alkitab seperti
  Abraham, Musa, Yosua, Daniel, Nehemia, Maria, dan Paulus dicirikan
  dengan kebergantungan mereka yang radikal kepada Tuhan.


  Sebagaimana seorang balita bergantung pada ayah dan ibunya dalam
  segala hal, kita juga bergantung pada Tuhan dalam segala sesuatu.
  Beberapa orang berpikir bahwa kita seharusnya bertumbuh dari "masa
  balita" dalam hal kebergantungan pada Tuhan ini, menjadi lebih
  mandiri. Kebenarannya adalah bahwa kita selalu memerlukan Tuhan.
  Kita mengawali kehidupan kristiani dengan kebergantungan pada kasih
  karunia yang tidak layak kita terima. Kita juga melanjutkan
  kehidupan kristiani dengan kebergantungan pada Tuhan yang terus
  berkarya memulihkan, memimpin, mengasihi, menyediakan, memuaskan,
  dan memindahkan gunung. Ketika kita bergantung pada Tuhan, kita akan
  mendapati Dia dapat diandalkan dan bersuka memuliakan-Nya. --SWS

       TUHAN DIMULIAKAN KETIKA KITA MENARUH KEBERGANTUNGAN KITA
                       SECARA PENUH KEPADA-NYA.

  2 Samuel 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar