Hari itu tak seperti biasanya. Sam kecil berlari dengan air mata
berderai saat kami muncul di kelompok bermainnya. Ia mendekap erat
ayahnya. Rupanya, seorang teman telah merebut pisangnya. Ia meminta
sang ayah mengambilnya kembali. Ia tahu kepada siapa ia mendapatkan
rasa aman dan pertolongan.
Daud mengalami Tuhan yang melepaskannya dari musuhserta dari tangan
Saul. Bagian firman Tuhan yang kita baca ialah gelora syukur yang
memenuhi hati Daud, yang kemudian digubah dalam Mazmur 18.
Pengalamannya dengan Tuhan memperdalam pengenalannya akan Dia,
tempat berlindung yang dapat diandalkan (ayat 2-3). Saat dalam
kesesakan dan sepertinya tak ada jalan keluar, Daud berseru kepada
Tuhan (ayat 6-7). Sebagaimana Daud, tokoh-tokoh Alkitab seperti
Abraham, Musa, Yosua, Daniel, Nehemia, Maria, dan Paulus dicirikan
dengan kebergantungan mereka yang radikal kepada Tuhan.
Sebagaimana seorang balita bergantung pada ayah dan ibunya dalam
segala hal, kita juga bergantung pada Tuhan dalam segala sesuatu.
Beberapa orang berpikir bahwa kita seharusnya bertumbuh dari "masa
balita" dalam hal kebergantungan pada Tuhan ini, menjadi lebih
mandiri. Kebenarannya adalah bahwa kita selalu memerlukan Tuhan.
Kita mengawali kehidupan kristiani dengan kebergantungan pada kasih
karunia yang tidak layak kita terima. Kita juga melanjutkan
kehidupan kristiani dengan kebergantungan pada Tuhan yang terus
berkarya memulihkan, memimpin, mengasihi, menyediakan, memuaskan,
dan memindahkan gunung. Ketika kita bergantung pada Tuhan, kita akan
mendapati Dia dapat diandalkan dan bersuka memuliakan-Nya. --SWS
TUHAN DIMULIAKAN KETIKA KITA MENARUH KEBERGANTUNGAN KITA
SECARA PENUH KEPADA-NYA.
2 Samuel 22
berderai saat kami muncul di kelompok bermainnya. Ia mendekap erat
ayahnya. Rupanya, seorang teman telah merebut pisangnya. Ia meminta
sang ayah mengambilnya kembali. Ia tahu kepada siapa ia mendapatkan
rasa aman dan pertolongan.
Daud mengalami Tuhan yang melepaskannya dari musuhserta dari tangan
Saul. Bagian firman Tuhan yang kita baca ialah gelora syukur yang
memenuhi hati Daud, yang kemudian digubah dalam Mazmur 18.
Pengalamannya dengan Tuhan memperdalam pengenalannya akan Dia,
tempat berlindung yang dapat diandalkan (ayat 2-3). Saat dalam
kesesakan dan sepertinya tak ada jalan keluar, Daud berseru kepada
Tuhan (ayat 6-7). Sebagaimana Daud, tokoh-tokoh Alkitab seperti
Abraham, Musa, Yosua, Daniel, Nehemia, Maria, dan Paulus dicirikan
dengan kebergantungan mereka yang radikal kepada Tuhan.
Sebagaimana seorang balita bergantung pada ayah dan ibunya dalam
segala hal, kita juga bergantung pada Tuhan dalam segala sesuatu.
Beberapa orang berpikir bahwa kita seharusnya bertumbuh dari "masa
balita" dalam hal kebergantungan pada Tuhan ini, menjadi lebih
mandiri. Kebenarannya adalah bahwa kita selalu memerlukan Tuhan.
Kita mengawali kehidupan kristiani dengan kebergantungan pada kasih
karunia yang tidak layak kita terima. Kita juga melanjutkan
kehidupan kristiani dengan kebergantungan pada Tuhan yang terus
berkarya memulihkan, memimpin, mengasihi, menyediakan, memuaskan,
dan memindahkan gunung. Ketika kita bergantung pada Tuhan, kita akan
mendapati Dia dapat diandalkan dan bersuka memuliakan-Nya. --SWS
TUHAN DIMULIAKAN KETIKA KITA MENARUH KEBERGANTUNGAN KITA
SECARA PENUH KEPADA-NYA.
2 Samuel 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar