Perasaan kecewa dan menyalahkan diri semakin kuat bila tugas yang
saya kerjakan itu dilihat oleh banyak orang. Selidik punya selidik,
perasaan gagal itu ternyata terkait dengan tanggapan orang lain.
Ketika hasil kerja saya tampaknya kurang dihargai, saya merasa
kecewa. Saya berharap pujian, tetapi justru kritiklah yang lebih
banyak saya terima.
Keinginan mendapatkan penghargaan merupakan salah satu penghalang
kita melayani Allah. Itu sebabnya Yesus mengingatkan murid-murid-Nya
dengan mengutip tata krama seorang hamba terhadap tuannya
sebagaimana kebiasaan pada zaman itu. Ketika melakukan tugas, kita
bukanlah tuan yang berhak menerima pujian. Sebaliknya, kita adalah
hamba. Bahkan, bukan hanya pujian yang tidak layak kita terima,
sekadar ucapan terima kasih pun tidak boleh kita harapkan. Apakah
dengan demikian Allah adalah Tuan yang kejam? Sama sekali tidak.
Karena Yesus, Allah yang menjadi manusia itu memberikan teladan bagi
kita. Yesus menggenapkan seluruh tugas yang dibebankan Allah, yaitu
sampai mati di atas kayu salib dalam kehinaan tiada tara.
Apakah Anda merasa lesu melayani Tuhan? Anda bermaksud meninggalkan
tugas pelayanan yang Tuhan percayakan? Atau Anda tidak ingin
melayani karena merasa pelayanan itu tidak ada gunanya? Bila
keinginan itu muncul, cobalah selidiki, apakah hal itu terkait oleh
tiadanya penghargaan atau pujian yang Anda terima. Lalu, pandanglah
Kristus yang telah meninggalkan teladan dengan hidup sebagai hamba,
sekalipun Dia adalah Tuan kita. --HEM
BERSYUKURLAH KEPADA KRISTUS YANG TELAH MELAYANI KITA.
BANGKITKAN KEMBALI SEMANGAT PELAYANAN DENGAN MENELADANI-NYA.
Lukas 17:7-10
saya kerjakan itu dilihat oleh banyak orang. Selidik punya selidik,
perasaan gagal itu ternyata terkait dengan tanggapan orang lain.
Ketika hasil kerja saya tampaknya kurang dihargai, saya merasa
kecewa. Saya berharap pujian, tetapi justru kritiklah yang lebih
banyak saya terima.
Keinginan mendapatkan penghargaan merupakan salah satu penghalang
kita melayani Allah. Itu sebabnya Yesus mengingatkan murid-murid-Nya
dengan mengutip tata krama seorang hamba terhadap tuannya
sebagaimana kebiasaan pada zaman itu. Ketika melakukan tugas, kita
bukanlah tuan yang berhak menerima pujian. Sebaliknya, kita adalah
hamba. Bahkan, bukan hanya pujian yang tidak layak kita terima,
sekadar ucapan terima kasih pun tidak boleh kita harapkan. Apakah
dengan demikian Allah adalah Tuan yang kejam? Sama sekali tidak.
Karena Yesus, Allah yang menjadi manusia itu memberikan teladan bagi
kita. Yesus menggenapkan seluruh tugas yang dibebankan Allah, yaitu
sampai mati di atas kayu salib dalam kehinaan tiada tara.
Apakah Anda merasa lesu melayani Tuhan? Anda bermaksud meninggalkan
tugas pelayanan yang Tuhan percayakan? Atau Anda tidak ingin
melayani karena merasa pelayanan itu tidak ada gunanya? Bila
keinginan itu muncul, cobalah selidiki, apakah hal itu terkait oleh
tiadanya penghargaan atau pujian yang Anda terima. Lalu, pandanglah
Kristus yang telah meninggalkan teladan dengan hidup sebagai hamba,
sekalipun Dia adalah Tuan kita. --HEM
BERSYUKURLAH KEPADA KRISTUS YANG TELAH MELAYANI KITA.
BANGKITKAN KEMBALI SEMANGAT PELAYANAN DENGAN MENELADANI-NYA.
Lukas 17:7-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar