ini. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita telah mengambil
keputusan yang benar dan tidak melewatkan kesempatan yang Tuhan
berikan? Memilih antara yang baik dan tidak baik itu mudah. Memilih
antara yang baik dan yang terbaik, itu yang sulit. Kerap kebutuhan
yang besar dan dorongan banyak orang menjadi faktor yang penting
bagi kita dalam mengambil keputusan. "Kami sangat membutuhkanmu di
sini, " atau "Tidak ada orang lain yang akan mengerjakannya jika
tidak ada kamu." Kita pun luluh. Mungkin inilah kehendak Allah bagi
saya.
Pendapat mayoritas tidak selalu sama dengan pendapat Allah. Lihat
saja kisah Yesus. Warga Kapernaum mendesak Dia untuk tetap tinggal
di tempat mereka. Banyak hal yang bisa Yesus kerjakan di sana.
Namun, Yesus malah memilih meninggalkan mereka. Yesus sangat jelas
dengan penugasan Bapa-Nya. Kejelasan ini tampaknya terkait erat
dengan waktu-waktu khusus yang selalu Dia ambil untuk menyepi dan
berdoa (ayat 42, 5:16). Karena selalu terhubung dengan Bapa, Yesus
tidak pernah kehilangan fokus-Nya. Situasi tidak pernah
mengendalikan-Nya.
Jika hari ini kita mulai kehilangan fokus dan pendapat mayoritas
menjadi satu-satunya andalan kita mengambil keputusan, mari
memeriksa hubungan kita dengan Tuhan. Adakah kita memiliki
waktu-waktu pribadi yang khusus untuk berbicara dan mendengarkan
Tuhan secara teratur? Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, kita
tak akan memiliki kepekaan akan apa yang Dia ingin kita kerjakan.
Kita bisa sangat sibuk, tetapi tidak sedang mengerjakan
kehendak-Nya. --MEL
SIAPA YANG MENENTUKAN APA YANG AKAN ANDA KERJAKAN?
ANDA SENDIRI, SITUASI, ATAU TUHAN?
Lukas 4:42-44
keputusan yang benar dan tidak melewatkan kesempatan yang Tuhan
berikan? Memilih antara yang baik dan tidak baik itu mudah. Memilih
antara yang baik dan yang terbaik, itu yang sulit. Kerap kebutuhan
yang besar dan dorongan banyak orang menjadi faktor yang penting
bagi kita dalam mengambil keputusan. "Kami sangat membutuhkanmu di
sini, " atau "Tidak ada orang lain yang akan mengerjakannya jika
tidak ada kamu." Kita pun luluh. Mungkin inilah kehendak Allah bagi
saya.
Pendapat mayoritas tidak selalu sama dengan pendapat Allah. Lihat
saja kisah Yesus. Warga Kapernaum mendesak Dia untuk tetap tinggal
di tempat mereka. Banyak hal yang bisa Yesus kerjakan di sana.
Namun, Yesus malah memilih meninggalkan mereka. Yesus sangat jelas
dengan penugasan Bapa-Nya. Kejelasan ini tampaknya terkait erat
dengan waktu-waktu khusus yang selalu Dia ambil untuk menyepi dan
berdoa (ayat 42, 5:16). Karena selalu terhubung dengan Bapa, Yesus
tidak pernah kehilangan fokus-Nya. Situasi tidak pernah
mengendalikan-Nya.
Jika hari ini kita mulai kehilangan fokus dan pendapat mayoritas
menjadi satu-satunya andalan kita mengambil keputusan, mari
memeriksa hubungan kita dengan Tuhan. Adakah kita memiliki
waktu-waktu pribadi yang khusus untuk berbicara dan mendengarkan
Tuhan secara teratur? Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, kita
tak akan memiliki kepekaan akan apa yang Dia ingin kita kerjakan.
Kita bisa sangat sibuk, tetapi tidak sedang mengerjakan
kehendak-Nya. --MEL
SIAPA YANG MENENTUKAN APA YANG AKAN ANDA KERJAKAN?
ANDA SENDIRI, SITUASI, ATAU TUHAN?
Lukas 4:42-44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar