Jumat, 21 September 2012

CERUTU DAN GARPU

  Konon, Charles Spurgeon mengundang D.L. Moody untuk menjadi
  pembicara dalam suatu kebaktian. Moody menerima undangan itu. Ia
  berkhotbah tentang keburukan tembakau, dan mengapa Tuhan menentang
  orang Kristen merokok. Spurgeon, seorang pengisap cerutu, terkejut
  melihat Moody memakai mimbar untuk menghakiminya. Ketika Moody
  selesai berkhotbah, Spurgeon naik ke podium dan berkata, "Tuan
  Moody, saya akan berhenti mengisap cerutu jika Anda berhenti
  menggunakan garpu." Moody berbadan sangat gemuk.


  Kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang jahat,
  penting bagi orang percaya (bdk. Ibr. 5:14). Di sini Yesus mengecam
  penggunaannya yang salah arah. Kebanyakan orang menggunakannya untuk
  menghakimi pelanggaran orang lain, dan menutupi pelanggarannya
  sendiri. Hebatnya lagi, ia merasa sanggup membereskan dosa orang
  lain itu. Tantangan Yesus (ayat 5) dimaksudkan untuk menyadarkan
  para pendengar-Nya bahwa tidak ada seorang pun yang mampu
  membereskan dosanya sendiri, apalagi dosa orang lain. Hanya Yesus,
  Anak Domba Allah yang sanggup melakukannya (lihat Yohanes 1:29).


  Ketika seorang penderita kanker sembuh, ia tidak akan menyombongkan
  kesembuhannya dan melecehkan penderita yang belum sembuh.
  Sebaliknya, ia akan bersaksi tentang dokter dan pengobatan yang
  dijalaninya, berupaya membangkitkan pengharapan penderita lain.
  Begitu juga kita dalam pergumulan dengan dosa. Alih-alih saling
  menghakimi, mengapa kita tidak mengarahkan mata satu sama lain pada
  Sang Penyembuh dan anugerah-Nya yang mujarab? --ARS

     ORANG KRISTEN SANGAT MARAH TERHADAP ORANG KRISTEN LAIN YANG
      MELAKUKAN DOSA YANG BERBEDA DENGAN DOSANYA. -PHILIP YANCEY

  Matius 7:1-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar