Birokrasi" (Kompas, 8 Mei 2012). Ia menyoroti kinerja pemerintah
dalam melakukan reformasi birokrasi. Pada akhir tulisan, ia
mengingatkan pemerintah agar reformasi birokrasi jangan sebatas
"operasi plastik" yang hanya memperbaiki bagian luar birokrasi yang
ada, tanpa ada perubahan mendasar.
Raja Yosia melakukan reformasi besar-besaran di kerajaan Yehuda yang
bukan sekadar "operasi plastik". Sesudah mengetahui firman Tuhan
dari kitab Taurat yang ditemukan imam Hilkia (2 Raja-Raja 22:8), ia
memanggil tua-tua Yerusalem dan Yehuda beserta seluruh rakyat
membuat perjanjian di hadapan Tuhan untuk menaati-Nya dengan segenap
hati dan jiwa (23:1-3). Ia tidak hanya menjauhkan berbagai berhala
yang menyesatkan (ayat 4, 6, 10-14, 19), tetapi juga orang-orang
yang melakukannya (ayat 5, 9, 20). Tak berhenti di sana, ia juga
membimbing seluruh kerajaan untuk kembali menjalankan ketetapan
Tuhan (ayat 21-23). Reformasi ini dimulai dari dirinya sendiri.
Yosia dicatat sebagai raja yang berbalik kepada Tuhan dengan segenap
hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan tidak seperti raja-raja
sebelum dan sesudahnya (ayat 25).
Reformasi apa yang kita rindukan terjadi dalam komunitas kita? Kita
perlu memeriksa seberapa jauh diri kita sendiri telah mengalami
reformasi itu. Ketika kebenaran firman Tuhan dibukakan, sudahkah
kita mengikutinya dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap
kekuatan kita? Mari mohon anugerah Tuhan agar pribadi dan komunitas
kita mengalami pembaruan yang sejati, bukan sekadar "operasi
plastik". --BER
HATI YANG DIPERBARUI MEMBAWA PERUBAHAN HIDUP.
HIDUP YANG DIPERBARUI MEMBAWA PERUBAHAN DUNIA.
2 Raja-Raja 23:1-30
dalam melakukan reformasi birokrasi. Pada akhir tulisan, ia
mengingatkan pemerintah agar reformasi birokrasi jangan sebatas
"operasi plastik" yang hanya memperbaiki bagian luar birokrasi yang
ada, tanpa ada perubahan mendasar.
Raja Yosia melakukan reformasi besar-besaran di kerajaan Yehuda yang
bukan sekadar "operasi plastik". Sesudah mengetahui firman Tuhan
dari kitab Taurat yang ditemukan imam Hilkia (2 Raja-Raja 22:8), ia
memanggil tua-tua Yerusalem dan Yehuda beserta seluruh rakyat
membuat perjanjian di hadapan Tuhan untuk menaati-Nya dengan segenap
hati dan jiwa (23:1-3). Ia tidak hanya menjauhkan berbagai berhala
yang menyesatkan (ayat 4, 6, 10-14, 19), tetapi juga orang-orang
yang melakukannya (ayat 5, 9, 20). Tak berhenti di sana, ia juga
membimbing seluruh kerajaan untuk kembali menjalankan ketetapan
Tuhan (ayat 21-23). Reformasi ini dimulai dari dirinya sendiri.
Yosia dicatat sebagai raja yang berbalik kepada Tuhan dengan segenap
hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan tidak seperti raja-raja
sebelum dan sesudahnya (ayat 25).
Reformasi apa yang kita rindukan terjadi dalam komunitas kita? Kita
perlu memeriksa seberapa jauh diri kita sendiri telah mengalami
reformasi itu. Ketika kebenaran firman Tuhan dibukakan, sudahkah
kita mengikutinya dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap
kekuatan kita? Mari mohon anugerah Tuhan agar pribadi dan komunitas
kita mengalami pembaruan yang sejati, bukan sekadar "operasi
plastik". --BER
HATI YANG DIPERBARUI MEMBAWA PERUBAHAN HIDUP.
HIDUP YANG DIPERBARUI MEMBAWA PERUBAHAN DUNIA.
2 Raja-Raja 23:1-30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar