Minggu, 23 September 2012

OPERASI PLASTIK

  Ikhsan Darmawan menulis opini menarik berjudul "Operasi Plastik
  Birokrasi" (Kompas, 8 Mei 2012). Ia menyoroti kinerja pemerintah
  dalam melakukan reformasi birokrasi. Pada akhir tulisan, ia
  mengingatkan pemerintah agar reformasi birokrasi jangan sebatas
  "operasi plastik" yang hanya memperbaiki bagian luar birokrasi yang
  ada, tanpa ada perubahan mendasar.


  Raja Yosia melakukan reformasi besar-besaran di kerajaan Yehuda yang
  bukan sekadar "operasi plastik". Sesudah mengetahui firman Tuhan
  dari kitab Taurat yang ditemukan imam Hilkia (2 Raja-Raja 22:8), ia
  memanggil tua-tua Yerusalem dan Yehuda beserta seluruh rakyat
  membuat perjanjian di hadapan Tuhan untuk menaati-Nya dengan segenap
  hati dan jiwa (23:1-3). Ia tidak hanya menjauhkan berbagai berhala
  yang menyesatkan (ayat 4, 6, 10-14, 19), tetapi juga orang-orang
  yang melakukannya (ayat 5, 9, 20). Tak berhenti di sana, ia juga
  membimbing seluruh kerajaan untuk kembali menjalankan ketetapan
  Tuhan (ayat 21-23). Reformasi ini dimulai dari dirinya sendiri.
  Yosia dicatat sebagai raja yang berbalik kepada Tuhan dengan segenap
  hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan tidak seperti raja-raja
  sebelum dan sesudahnya (ayat 25).


  Reformasi apa yang kita rindukan terjadi dalam komunitas kita? Kita
  perlu memeriksa seberapa jauh diri kita sendiri telah mengalami
  reformasi itu. Ketika kebenaran firman Tuhan dibukakan, sudahkah
  kita mengikutinya dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap
  kekuatan kita? Mari mohon anugerah Tuhan agar pribadi dan komunitas
  kita mengalami pembaruan yang sejati, bukan sekadar "operasi
  plastik". --BER

            HATI YANG DIPERBARUI MEMBAWA PERUBAHAN HIDUP.
            HIDUP YANG DIPERBARUI MEMBAWA PERUBAHAN DUNIA.

  2 Raja-Raja 23:1-30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar