Minggu, 23 September 2012

TELADAN

  Saya mengenal seorang bapak yang sangat rajin mendorong anaknya
  datang beribadah di gereja. Setiap Minggu pagi ia akan membangunkan
  anaknya, membantunya bersiap-siap, lalu mengantarnya ke sekolah
  minggu. Namun, setelahnya, ia sendiri tidak mengikuti kebaktian dan
  pergi ke tempat lain. Entah bagaimana anak ini memahami makna ibadah
  di gereja dengan teladan bapaknya yang demikian. Tanpa pemahaman
  yang benar, kemungkinan ia akan meninggalkan gereja setelah bapaknya
  tiada.


  Sikap yang demikian tidaklah disarankan Paulus kepada Titus, anak
  rohaninya yang sedang melayani di Kreta. Titus dinasihatkan agar
  menjadi seorang yang dapat diteladani. Ia harus lebih dulu melakukan
  apa yang baik ketika menasihatkan orang untuk menguasai diri dalam
  segala hal (ayat 6). Titus diharapkan untuk setia memberitakan
  firman dengan benar (ayat 8) dan juga dapat menghidupi apa yang
  diajarkannya, sebab pemberitaan yang keliru dan kesaksian yang buruk
  dari umat Tuhan akan memberi celah bagi orang untuk tidak
  menghormati Tuhan (bandingkan ayat 5). Sebaliknya, teladan yang
  diberikan dengan penuh kerendahan hati membuat lawan tak bisa
  mencela dan Tuhan dipermuliakan (bandingkan ayat 10).


  Sudahkah kita menjadi teladan dalam pelayanan kita? Apakah ucapan
  dan tindakan kita sudah selaras dalam kebenaran? Adakah hal-hal yang
  perlu kita perbaiki agar pelayanan tidak terhalang? Dalam
  keterbatasan kita, menjadi teladan pasti melibatkan banyak aspek
  hidup pribadi yang perlu dikoreksi. Namun, jika hal itu akan membuat
  Tuhan makin dihormati orang, bukankah kita akan bersukacita
  melakukannya? --SLI

                 SEBAGAIMANA YANG DILAKUKAN KRISTUS,
            MENJADI TELADAN BERARTI MELAKUKAN LEBIH DULU.

  Titus 2:1-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar