binasa? Mencuri? Membunuh? Berzina? Yesus memberi pernyataan menarik
tentang situasi manusia pada zaman Nuh, ketika Tuhan membinasakan
bumi dengan air bah: mereka makan dan minum, ... kawin dan
dikawinkan ... (ayat 27). Lalu, tentang penduduk Sodom dan Gomora
yang juga binasa: mereka makan dan minum, ... berjual-beli, ...
menanam dan membangun (ayat 28). Apa salahnya memberi prioritas pada
keluarga, kehidupan sosial, dan bisnis?
Yesus mengingatkan bahwa manusia bisa begitu sibuk dengan urusan
keluarga, kehidupan sosial, dan bisnis tanpa melibatkan Tuhan. Semua
hal itu bisa jadi berhala, Tuhan digeser dari tempat utama.
Orang-orang yang sibuk dengan urusan "rohani" juga bisa terjebak
pada hal serupa. Tanda-tanda lahiriah mereka cari dan pentingkan,
menggantikan kehadiran Tuhan yang sejati. Yesus mengingatkan Tuhan
tak bisa diprediksi dengan tanda-tanda lahirian (ayat 20). Siapa
yang bisa menebak kapan Tuhan akan datang kembali dan menghakimi
seisi dunia? Berkaca pada orang-orang pada zaman Nuh, juga penduduk
Sodom dan Gomora, tiap orang perlu menjadikan tiap saat sebagai
momen untuk menyambut kehadiran Tuhan, tidak sibuk dengan urusannya
sendiri.
Tuhan Mahahadir. Ini seharusnya membuat perbedaan dalam cara kita
hidup. Kita akan bertutur pada pasangan, menasihati anak, melakukan
bisnis, mengisi waktu luang bahkan menyantap makanan dan minuman
dengan cara yang menghormati Tuhan, bukan mengabaikan-Nya. Seberapa
banyak kita menyadari dan mengalami kehadiran Tuhan dalam aktivitas
sehari-hari? --LIT
TUHAN, TOLONG AKU UNTUK TIDAK HANYA MERENUNGKAN-MU
SAAT HARI TELAH LEWAT, TETAPI MENGALAMI-MU SETIAP SAAT.
Lukas 17:20-37
tentang situasi manusia pada zaman Nuh, ketika Tuhan membinasakan
bumi dengan air bah: mereka makan dan minum, ... kawin dan
dikawinkan ... (ayat 27). Lalu, tentang penduduk Sodom dan Gomora
yang juga binasa: mereka makan dan minum, ... berjual-beli, ...
menanam dan membangun (ayat 28). Apa salahnya memberi prioritas pada
keluarga, kehidupan sosial, dan bisnis?
Yesus mengingatkan bahwa manusia bisa begitu sibuk dengan urusan
keluarga, kehidupan sosial, dan bisnis tanpa melibatkan Tuhan. Semua
hal itu bisa jadi berhala, Tuhan digeser dari tempat utama.
Orang-orang yang sibuk dengan urusan "rohani" juga bisa terjebak
pada hal serupa. Tanda-tanda lahiriah mereka cari dan pentingkan,
menggantikan kehadiran Tuhan yang sejati. Yesus mengingatkan Tuhan
tak bisa diprediksi dengan tanda-tanda lahirian (ayat 20). Siapa
yang bisa menebak kapan Tuhan akan datang kembali dan menghakimi
seisi dunia? Berkaca pada orang-orang pada zaman Nuh, juga penduduk
Sodom dan Gomora, tiap orang perlu menjadikan tiap saat sebagai
momen untuk menyambut kehadiran Tuhan, tidak sibuk dengan urusannya
sendiri.
Tuhan Mahahadir. Ini seharusnya membuat perbedaan dalam cara kita
hidup. Kita akan bertutur pada pasangan, menasihati anak, melakukan
bisnis, mengisi waktu luang bahkan menyantap makanan dan minuman
dengan cara yang menghormati Tuhan, bukan mengabaikan-Nya. Seberapa
banyak kita menyadari dan mengalami kehadiran Tuhan dalam aktivitas
sehari-hari? --LIT
TUHAN, TOLONG AKU UNTUK TIDAK HANYA MERENUNGKAN-MU
SAAT HARI TELAH LEWAT, TETAPI MENGALAMI-MU SETIAP SAAT.
Lukas 17:20-37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar