Rabu, 17 Oktober 2012

BUKAN KANKER PERAMPASNYA

  Saya hampir tidak percaya apa yang saya lihat. Wajah yang bersinar
  penuh sukacita di depan saya adalah seorang pasien kemoterapi karena
  kanker getah bening stadium empat yang dideritanya. Terakhir kami
  bertemu wajahnya suram bukan main, dan napasnya sesak karena 80
  persen paru-parunya penuh sel kanker. Kini, dengan leluasa ia
  bertutur bagaimana Tuhan memakai kondisi sulit itu untuk membongkar
  banyak kepahitan, kebencian, dan masalah-masalah yang tertimbun di
  hatinya. Ketika semua itu dibereskan, sukacita mengalir deras, dan
  ajaibnya, kondisi fisiknya ikut mengalami kemajuan. Perebut sukacita
  yang sesungguhnya sudah disingkirkan


  Kisahnya mengingatkan saya pada Daud yang kehilangan sukacita ketika
  ia berbuat dosa. Dalam Mazmur pengakuannya, ia melukiskan bagaimana
  dosa yang dipendam membuat batinnya bergumul, dan tulangnya remuk
  (ayat 5, 10). Ketika dosa dibereskan, Daud kembali menjadi orang
  yang berbahagia (bandingkan Mazmur 32:1-2), dan kebaikan-kebaikan
  Allah spontan mengalir dari bibirnya (ayat 15-16). Daud sadar bahwa
  sukacita itu sangat erat kaitannya dengan Roh Tuhan yang berdiam
  dalam dirinya (ayat 13). Kerelaan untuk taat juga merupakan karya
  Roh Tuhan (ayat 14)


  Apakah hari ini Anda sedang kehilangan sukacita? Salah satu perampas
  sukacita adalah dosa. Periksalah apakah ada kebencian, kepahitan,
  ketidakmauan mengampuni, atau dosa lain yang belum dibereskan di
  hadapan Tuhan. Akui dan tinggalkan dosa. Biarkan Tuhan memerdekakan
  Anda, dan memberikan buah-buah sukacita melalui kehadiran Roh-Nya.
  --ELS

             DALAM HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN TUHAN,
          SITUASI SULIT TAK BERKUASA MERAMPAS SUKACITA KITA

  Mazmur 51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar